Jika Mendukung Paslon Lain Silahkan Mundur Dari Golkar!
Ketua DPD Golkar NTB/Cagub NTB, H. Moh. Suhaili FT, SH |
Visioner Berita Kota Bima-Pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023,
Golkar merupakan Partai pengusung Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, H,.
Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH. Namun, diduga ada sejumlah oknum pengurus
Partai Golkar Kabupaten Bima yang memberikan dukungan terhadap Paslon lain. Hal
ini, tampaknya sudah didengar oleh Ketua DPD Golkar NTB, H. Moh. Suhaili FT,
SH.
Usai menggelar acara silaturrahmi
dengan Pengurus DPD 2 Golkar Kota Bima, Sabtu malam (9/6/2018), Calon Gubernur
NTB periode 2018-2023 berpasangan dengan HM. Amin, SH, MH ini (Suhaili-Amin)
spontan saja bicara keras.
“Sebagai Ketua DPD Partai Golkar
NTB, saya juga sudah mendengar itu juga melihat perkembangannya melalui
pemberitaan di Media Sosial (Medsos). Oleh karenanya, saya tegas agar mereka
yang mendukung Paslon lain selain Lutfi-Feri di Kota Bima, maka silahkan keluar
dari Partai Golkar. Sebab, yang nama Kader Partai harus solid dan tetap menjaga
marwah Partai dengan tanpa mendikotomi wilayah perjuangan. Intinya, mereka
harus berjuang memenangkan sesama Partainya, dan Lutfi juga merupakan salah
satu kader Potensial yang dimiliki oleh Golkar,” tegas Suhaili.
Memberikan dukungan sekaligus
berjuang keras memenangkan pasangan Lutfi-Feri di Pilkada Kota Bima maupun
Suhaili-Amin di Pilgub NTB yang akan diselenggarakan secara serentak pada 27
Juni 2018 dengan tanpa mendikotomi wilayah, diakuinya merupakan perintah Partai
yang dikendalikan oleh DPP Golkar.
“Solidaritas itu bukan perintah
Suhaili atai Hj. Indah Dhamayanti Putri selaku Ketua DPD Partai Golkar
Kabupaten Bima. Tetapi, hal itu murni perintah Partai Golkar melalui DPP.
Ketika demikian perintahnya, maka wajib hukumnya bagi seluruh Kader Partai
Golkar untuk melaksanakannya.
Pernyataan tegas Ketua DPD 2
Partai Golkar Kabupaten Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri terkait mengerahkan
semua pasukan Golkar Kabupaten Bima dengan tanpa mendikotomi wilayah guna
memenangkan Lutfi-Feri di Pilkada Kota Bima dan memenangkan pasangan
Suhaili-Amin di Pilgub-Wagub NTB, pun diapresiasi secara luar biasa oleh
Suhaili.
Special moment Lutfi (kiri) bersama Suhaili (kanan) di acara silaturrahmi dengan DPD Partai Golkar Kota Bima |
Didalam berkelompok, bergroup,
berkomunal atau berorganisasi dan lebih-lebih berpartai tegasnya, tentu saja
memiliki aturan main. Selain itu, juga memiliki azas dan dasar yang harus diikuti
dan ditaati. “Itu semua untuk meraih tujuan kita berkelompok, berkomunal,
bergroup, berorganisasi dan berpartai. Nah, jika ada diantara anggota yang
tidak loyal, taat kepada aturan Partainya-tentu saja harus menyingkir dong. Dan
ketegasan tersebut, sudah jelas-terang di dalam ADART Partai Golkar. Pak Lutfi
maupun saya, itu diperintah oleh Partai. Sekali lagi, bukan kami yang
memerintahkan diri sendiri, tetapi semuanya atas amanat Partai,” tandasnya.
Berdoa dan berikhtiar keras dalam
kemasan soliditas untuk memenangkan Paslonj baik Lutfi-Feri maupun
Suihaili-Amin tanpa mendikotomi wilayah ulasnya, itu merupakan perintah Partai
Golkar. Bahkan di dalam Surat Keputusan (SK) waktu dirinya maju ke Pilgub NTB
dan Lutfi maju ke Pikada Kota Bima-terdapat tiga item perintah.
“Yakni kader-kader wajib untuk
mengamankann perintah Partai, manakala ada yang berbeda akan diberikan sanksi
sesuai dengan ketentuan Partai yang ada dan lainnya. Semuanya, telah jelas
dalam ketentuan Partai. Untuk itu, tidak ada ruang bagi Kader Partai Golkar
untuk memberikan dukungan atau mensuport Paslon selain yang diusung oleh Partai
Golkar. Teras aneh jika Kader Partai Golkar mendukung Paslon lain, sementara
Parpol lain yang mengusung Kader Golkar di Pilgub NTB maupun di Pilkada Kota
Bima sangat solid berihktiar dan berdoa untuk meraih hajat besarnyan yakni
memenangkan pesta demokrasi itu,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Suhaili berharap
agar didalam berpartai dan berorganisasi-seluruh kader untuk meninggal
kepentingan pribadi demi mewujudkan cita-cita besar Partai Golkar baik di
Pilkada Kota Bima maupun di Pilgub NTB. “Kepentingan kecil yang bersifat
pribadi harus ditinggalkan, selanjutnya mari kita rajut kembali kebersamaan
ini. Dan saat inilah momentum untuk kita ikhtiar membesarkan Partai Golkar
sebagai tempat kita bernaung, dan pada saatnya nanti menjadi tautan ikhtiar
guna meraih berbagai macam sukses untuk diri kita setelah kita besarkan Golkar ini,”
ujarnya.
Special moment Suhaili (kiri) bersama Dinda pada salah satu acara di Bima |
“Kepada saya, Dinda sudah
berterus-terang bahwa apa yang sudah dan akan dilakukannya merupakan cerminan
dari menindaklanjuti perintah Partai Golkar. Intinya, soliditas memenangkan
Suhaili-Amin dan Lutfi-Feri adalah bukan sekedar wacana. Tetapi, harus
diterjemahkan dalamj bentuk nyata oleh Kader Partai Golkar-tak terkecuali Dinda
dengan seluruh pasukan Golkarnya. Alhamdulillah, semua itu akan dilaksanakan,”
beber Suhaili.
Terkait rencana menghadirkan
Dinda diatas panggung kampanye terbuka Lutfi-feri pada 19 Juni 2018, Suhaili
menyatakan bahwa yang bersangkutan harus cuti secara resmi dari jabatannya
sebagai Bupati Bima.
“Pada saat silaturrahmi dengan saya di Kantor Partai
Golkar Kabupaten Bima tadi, Dindapun cuti. Dam untuk mengikuti kampanye terbuka
bagi pasangan Lutfi-Feri, Dinda juga bisa mengambil cuti sehari. Soal pengajuan
cuti yang dianggap sangat singkat bagi Dinda, pada moment kampanye terbuka
untuk Lutfi-Feri, Dinda boleh mengajukan cuti hari itu pula. Bukan saja Dinda
yang boleh cuti sehari pada moment tersebut, tetapi Gubernur NTB juga melakukan
hal yang sama,” pungkas Suhaili. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda