Jelang Pilkada, Dunia Pendidikan dan Pilkada Dinilai Tercemar, Oknum Guru Diduga Sogok Tiga Warga Untuk Pilih MANUFER
Pengakuan Penerima Uang Terkam Dalam Video
Data terkini yang diperoleh
sejumlah awak media menjelaskan, tampaknya hingga sekarang Amrin belum datang
melaporkan secara resmi kasus tersebut ke Panwaslu Kota Bima. Sebab, kasus
tersebut akan dilaporkan secara resmi oleh Tim Hukum pasangan Lutfi-Feri. “Yang
merancang laporan resmi itu adalah Tim Hukum Lutfi-Feri. Menurut Tim Hukum
Lutfi-Feri, melaporkan kasus tersebut ke Panwaslu itu sudah pasti. Rencananya,
Tim Hukum tersebut akan melaporkannya malam ini juga ke Panwaslu (25/6/2018),”
terang Amrin.
Inilah Video Pengakuan Penerima Uang Dimaksud
Visioner Berita Kota Bima-Dua hari lagi, puncak pelaksanaan Pilkada
Kota Bima periode 2018-2023 akan dilaksanakan. Spesifiknya, puncak pelaksanaan
pesta demokrasi yang diikuti oleh tiga Paslon tersebut (MANUFER, Lutfi-Feri dan
SW Mataho) akan diselenggarakan pada 27 Juni 2018. Namun namun pada detik-detik
terakhir bagi pelaksanaan Pilkada, Senin (25/6/2018, spontan saja muncul sebuah
peristiwa menarik yang mengarah kepada dugaan tercemarnya dunia pendidikan dan
sinyalemen ternodanya Pilkada.
Yakni, seorang oknum guru ASN
pada SDN 11 Kota Bima bernama Syaifullah diduga telah menyogok tiga orang warga
asal Lingkungan Waki Kelurahan Monggonao Kota Bima. Dugaannya, uang tersebut
diberikan agar ketiga penerimanya memilih pasangan MANUFER pada Pilkada Kota Bima
yang akan digelar pada Rabu (27/6/2018).
“Menurut pengakuan tiga orang
penerimanya, Syaiful saat menyerahkan uang sambil menyatakan agar penerimanya
memilih pasangan MANUFER. Kejadian tersebut kata tiga orang penerimanya,
berlangsung sekitar pukul 17.15 Wita,” ungkap Tim Sukses Lutfi-feri di
lingkungan Waki Kecamatan Mpunda Kota Bima, Amrin Dinata, Senin (25/6/2018).
Ketiga warga yang diduga
diberikan uang tersebut adalah Muhammad MS, Fatahullah dan Salmah. Usai
menerima uang pemberian Syaiful tersebut kata Amrin, ketiga orang warga
dimaksud langsung menyerahkan kepadanya untuk kemudian dijadikan sebagai bahan
laporan ke Panwaslu Kota Bima. Celakanya, dugaan uang yang oleh Syaiful
tersebut justeru salah sasaran. “Penerimanya adalah pendukung pasangan
Lutfi-Feri, dan ketiganya siap memberikan kesaksisian resmi di Panwaslu maupun
di Pengadilan,” kata Amrin.
Atas kasus ini, Amrin mengaku
sempat datang ke Panwaslu Kota Bima untuk melaporkannya secara resmi. Namun
ujar Amrin, petugas Panwaslu memintanya untuk melengkapi dokumen laporan yakni
nama lengkap penerima, KTP dan lainnya sebagai syarat ideal bagi pelaporannya.
“Saya sempat mendatangi panwaslu
dengan tujuan untuk melaporkan secara resmi kasus ini. Namun, Panwaslu
menyatakan agar saya melengkapi sejumlah alat bukti dan barang bukti. Setelah
alat bukti dan barang buktinya lengkap, saya diminta kembali melaporkan secara
resmi ke Panwaslu,” tandasnya.
Muhammad MS (kiri) didampingi Amrin sembari menunjukan uang yang diterimanya Dari Oknum Guru ASN Bernama Syaifullah |
Sementara Ketua Panwaslu Kota
Bima, Sukarman SH yang dimintai komentarnya membenarkan pernah didatangi oleh
Amrin dengan maksud melaporkan kejadian dimaksud kepada pihaknya. Namun karena
persyaratan dokumentasi pelaporan dianggap belum lengkap, akhirnya pihaknya
meminta yang bersangkutan untuk melengkapinya dan kemudian kemali datang membawa
laporan ke Panwaslu. “Untuk itu, kita tunggu pihak Amrin untuk melengkapi
dokumen pelaporannya,” sahutnya singkat melalui saluran selulernya, Senin
(25/6/2018).
Sedangkan salah seorang personil Tim Kuasa Hukum pasangan Lutfi-Feri yakni Azwar Anas SH yang dimintai komentarnya menjelaskan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan secara spesifik kepaada awak media. Sebab, pihaknya sedang menyusun pelaporan secara resmi kepada pihak Panwaslu Kota Bima. Selain itu, pihaknya juga akan mengiterviev (mewawancara) tiga penerima uang dari oknum guru dimaksud. “Setelah semuanya lengkap baru kami memberikan keterangan secara resmi kepada awak media,” sahut anas dengan nada singkat.
Sedangkan salah seorang personil Tim Kuasa Hukum pasangan Lutfi-Feri yakni Azwar Anas SH yang dimintai komentarnya menjelaskan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan secara spesifik kepaada awak media. Sebab, pihaknya sedang menyusun pelaporan secara resmi kepada pihak Panwaslu Kota Bima. Selain itu, pihaknya juga akan mengiterviev (mewawancara) tiga penerima uang dari oknum guru dimaksud. “Setelah semuanya lengkap baru kami memberikan keterangan secara resmi kepada awak media,” sahut anas dengan nada singkat.
Muhammad MS yang diinterview,
juga membenarkan menerima uang dari Syaiful. Uang tersebut katanya, diberikan
agar dirinya dan dua orang lainnya untuk memilih pasangan MANUFER pada puncak
pelaksanaan Pilkada yang akan diselenggarakan pada 27 Juni 2018.
“Dia menyerahkan uang ke kami
agar memilih pasangan MANUFER. Uang tersebut sudah kami terima dan selanjutnya kami
serahkan kepada Amrin sebagai barang bukti pada pelaporan secara resmi di
Panwaslu Kota Bima. Saat menerima uang dari Syaiful, saya tidak berjanji akan
memilih pasangan MANUFER. Kecuali hanya bilang Insya Allah,” bebernya.
Muhammad MS juga menegaskan,
pihaknya menjamin akan kebenaran terhadap kasus tersebut. Untuk itu, pihaknya
siap memberikan keterangan secara detail kepada pihak Panwaslu Kota Bima hingga
ke Pengadilan Negeri (PN Raba-Bima). “Kami siap bertanggungjawab, dan siap pula
untuk memberikan kesaksian kepada pihak penergak hukum baik Panwaslu maupun ke
Pengadilan nantinya,” tegas Muhammad.
Karena dugaan money politik jelang puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima sekarang, salah seorang warga yakni Ahyani menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar memperketat penjagaan di masing-masing kampung halamannya.
"Sebab, kita semua menginginkan agar Pilkada ini berjalan secara demokratis, jujur dan bermartabat agar mendapat pengakuan baik oleh daerah lain di Indonesia. Kasus yang diduga diperankan oleh oknum guru dimaksud, minimal dijadikan sebagai pijakan bagi seluruh masyarakat Kota Bima untuk tetap waspada. Tangkap melakunya, laporkan ke Panwaslu jika menemukan orang yang terindikasi bermoney politik. Pasalnya, moral bangsa ini jauh lebih bernilai dari padab recehan. Ingat, anda membayar orang itu sama halnya dengan berniat menumbuh suburkan korupsi ketika menang dalam Pilkada. Tetapi saya yakin bahwa warga Kota Bima sudah siaga menghadapi siapapun pelaku money politik," imbuhnya. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda