Catatan Umum Rekam-Jejak Politik Tiga Paslon Pada Pilkada Kota Bima Periode 2018-2023
Di Detik Terakhir Terkuat Fakta Hijrahnya Puluhan Pendukung Salah Satu
Paslon ke Lutfi-Feri
MNUFER (Paslon Nomor urut 1) |
Dari catatan catatan sejumlah
awak media khususnya di Bima mengungkap, beragam variable dan strategi politik
guna mencapai cita-cita memenangkan Pilkada dengan mengusung Jargon yang
berbeda hingga disambut dengan cara beragam oleh seluruh warga Kota Bima, pun
telah diperankan oleh tiga Paslon tersebut. Yakni sejak berproses maju sebagai
peserta Pilkada, penentuan Paslon, deklarasi, kampanye akbar hingga “strategi
senyap”.
Tetapi teka-teki tentang siapa
yang paling dikehendaki oleh Sang Pencipta (Allah SWT) dan suara nurani seluruh
masyarakat Kota Bima di bilik suara di masing-masing Tempat Pemungutan Suara
(TPS), hingga kini masih menjadi teka-teki alias menanti jawaban ril pada esok
hari (27/6/2018). Tetapi euforia masing-masing pendukung Paslon baik melalui
instrumen Parpol pengusungnya maupun para pendukungnya di luar Parpo, layak
disebut sebagai catatan menarik jelang hari puncak pelaksanaan Pilkada
setempat.
Maksudnya, masing-masing
pendukung maupun militansi tiga Paslon yang sedang bertarung menuju kursi
Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 telah meyakini kemenangan. Salah
satunya, masing-masing pendukung secara gamblang “memamerkan” elektabilitas
Paslonya yang “katanya berdasarkan hasil survey maupun Canvasing. Sayangnya,
mereka terkesan membungkus secara rapi tentang identitas lembaga survey tentang
siapa Paslon yang memiliki elektabilitas tertinggi, sedang dan paling rendah.
Oleh karenanya, sejumlah pihak
penting menilai bahwa keapikan “menyembunyikan lembaga survey” tersebut seolah menjelaskan
tentang “keunikan strategi” yang dimainkan oleh masing-masing Paslon pada
Pilkada Kota Bima kali ini. Tetapi data yang diperoleh sejumlah awak media pada
bulan silam mengungkap, Pasangan Lutfi-Feri yang diusung oleh 9 Koalisi Parpol sebagai
new comer (pendatang) masih berada pada posisi teratas soal elektabilitas,
kemudian disusul oleh Pasangan Petahana yang disung oleh tiga Parpol yakni Demokrat,
PKS dan PDIP, dan posisi selanjutnya jatuh ke tangan pasangan SW Mataho.
Kendati demikian, data hasil
survey dari sejumlah lembaga yang terkesan “sengaja disembyunyikan secara masif”
tersebut pun praktis dibantah oleh pendukung Paslon yang disebut-sebut berada
pada posisi kedua dan ketiga. Pasalnya, baik di Medsos maupun di dunia nyata,
mereka mengakui berada pada posisi tertinggi dengan alasan telah mengantongsi hasil
survey dari lembaga yang dipercayainya hingga ke soal kinerja timnya melalui
konten Canvasing.
Selain itu, dari catatan dari
awal hingga detik-detik terakhir jelang puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima
sekarang ini mengungkap adanya “pertarungan sengit” dua Paslon (MANUFER Vs
Lutfi-Feri) yang sejak awal hingga detik terakhir jelang puncak pelaksanaan
Pilkada-terus “memberi warna berbeda” sebagaimana pengakuan sejumlah pihak
penting termasuk pengamat khususnya di Bima.
Lutfi adalah mantan anggota DPR
RI asal Partai Golkar selama dua periode, dalam catatan actualnya dari perjuangan
kerasnya bersama instrumennya sukses lolos berada di gedung bundar senaya
(gedung DPR RI). Selama dua periode
menjadi anggota DPR RI, Lutfi berada di Komisi 8 yang membidangi bencana di
seluruh Indonesia (bermitra aktif dengan BPNB), PKH dan lainnya di seluruh
Indonesia (bermitra aktif dengan Kemensos RI), serta bermitra aktif dengan Kemenag
RI terkait urusan haji dan dan pembangunan di bawah payung Kemenag di seluruh
Indonesia.
Masih soal Lutfi, demi mewujudkan
mimpi besar yakni ingin membuktikan pengabdian terbaiknya sebagai darah asli Kota
Bima di daerah ini (Kota Bima), ia rela meninggalkan sisa jabatannya sebagai
anggota DPR RI yang masih tersisa selama dua tahun guna maju ke pentas Pilkada
periode 2018-2023 berpasangan dengan Feri Sofiyan, SH sebagai politisi kawakan
milik PAN di Kota Bima yang tidak pernah kalah pada event perebutan posisi sebagai
Ketua DPD 2 PAN Kota (dua periode terpilih secara aklamatif).
Inilah Pasangan nomor urut 2 (Lutfi-Feri) dengan Jargon "Kota Bima Bangkit Menuju Perubahan" |
Dan sejak menjadi nakhoda PAN
Kota Bima, kesuksesan Feri tergambar nyata melalui kemampuannya mengantarkan
sejumlah Kader PAN menjadi anggota Dewan, dan pada Pileg periode sebelumnya PAN
sukses tampil sebagai Partai pemenang Pemilu dengan jumlah anggota Dewan
terbanyak, disusul oleh Partai Golkar dan Gerindra.
Namun dibalik keberhasilan Feri
dibalik rekam jejak keberhasilannya di dunia politik, sejarah pun mencatat
bahwa Feri pernah gagal mewujudkan cita-citanya menjadi Walikota Bima untuk
periode 2013-2028 berpasangan dengan anak kandung mantan Walikota Bima,
Almarhum Drs. HM. Nur H. Alatif yakni Iskandar Zulkarnain (Anang). Sementara
pada Pilkada Kota Bima tersebut, dimenangkan oleh Pasangan Incumbent yakni HM.
Qurais H. Abidin berpasangan adiknya yakni H. A.Rahman H. Abidin (pasangan
kakak-adik). Tetapi sebelum maju ke pentas Pilkada tersebut hingga menang, H.
A.Rahman H. Abidin ada wakil Walikota Bima yang dipilih oleh DPRD setempat.
H. A.Rahman H. Abidin sukses
menjadi Wakil Walikota Bima berpasangan dengan kakaknya, tepatnya ketika
Walikota Bima Drs. HM. Nur. H. Alatif meninggal dunia pada tahun 2010.
Sementara sebelum menjabat sebagai Wakil Walikota Bima, A.Rahman menjabat
sebagai Ketua Komisi C DPRD Kota Bima asal PDK. Selama dua periode berkiprah di
kursi Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin juga diakui telah memberikan
kontribusi diberbagai bidang pembangunan di Kota Bima.
Jabatan Qurais menjadi Walikota
Bima, tinggal sesaat lagi. Pun demikian halnya dengan jabatan A.Rahman sebagai
Wakil Walikota Bima. Pada pentas Pilkada Kota Bima periode 2018-2023, ia maju sebagai peserta berpasangan dengan Hj.
Ferra Amelia, SE (MANUFER). Selama proses hingga tahapan Pilkada sebelum
memasuki puncak pemilihan, A. Rahman sempat cuti secara resmi sejak terdaftar
sebagai Paslon untuk melaksanakan berbagai kegiatan politik mencari dukungan
untuk tujuan menang hingga kampanye Akbar yang disertai dengan konvoi politik
belum lama ini. Masa cutinya telah berakhir dua hari lalu, dan pada Senin
(25/5/2018) ia sempat melaksanakan kegiatan halal bil halal di seluruh instansi
di Kota Bima sebagai Wakil Walikota.
Karir politiki yang bersangkutan,
diawali sebagai Ketua DPC PDK Kota Bima selama dua periode. Catatan media
menguak, perjuangannya menuju gedung Legislatif Kota Bima pun sukses
dicapainya. Namun sejak menjadi nakhoda PDK selama dua periode, ia hanya mampu
mengantarkan dirinya sendiri ke kursi DPRD Kota Bima (PDK hanya beranggotakan 1
kursi di Legislatif setempat). Singkatnya, pada saat dia sukses menjadi Walikota Bima
bersama kakaknya, jabatan A. Rahman sebagai anggota DPRD Kota Bima yang masih
tersisa tiga tahun digantikan oleh ( di PAW) oleh Kader PDK sekaligus peraih
suara terbanyak nomor urut 2 yakni Nasarudin H. A.Karim. Singkatnya, A.Rahman
tercatat tidak pernah gagal di pentas politik.
Sementara catatan tentang rekam
jejak politik Ferra yang menjadi pasangan A.Rahman H. Abidin di pentas Pilkada
Kota Bima (calon Wakil Walikota) periode 2018-2023, ia hanya sukses lolos sebagai
anggota DPRD Kota melalui jalur Partai Bima hingga berposisi sebagai Ketua
Dewan di musim Pileg waktu itu, tepatnya di saat masih hidupnya kakak
kandungnya sekaligus mantan Bupati Bima selama dua periode yakni H. Feri
Zulkarnain, ST (Almarhum).
Dan di massa itu, Ferra yang
menjabat sebagai Ketua DPD 2 Golkar Kota Bima juga sukses mengantarkan sejumlah
kader partai Golkar ke gedung Dewan sekaligus sebagai partai pemenang Pemilu
dengan jumlah anggota terbanyak di kursi Legislatif. Setelah berkiprah di
gedung Dewan, Feri kemudian memutuskan maju sebagai Calon Walikota Bima periode
2013-2018 berpasangan dengan Drs. H. Muhammad Natsir (Fersi). Alhasil,
perjuangan keras Fersi yang didukung penuh oleh kakak kandungnya yang saat itu
masih menjabat sebagai Bupati Bima (Alm. H. Feri Zulkarnain, ST) terjungkal
dipentas Pilkada yang dimenangkan oleh pasangan adik-kakak (QURMA MANIS).
Gagal di pentas Pilkada dan
beberapa disaat Feri Zulkarnai meninggal dunia, Fera kembali bertarung di
pentas politik menuju gedung DPRD Kota Bima memalui Partai Golkar. Hasilnya,
takdir justeru berbicara lain. Maksudnya, Ferra gagal mewujudkan mimpinya
kembali ke gedung Dewan karena perolehan suaranya dibawa kader Golkar yang juga
mantan supir angkutan umum-sebut saja Muhammad Jafar.
Pasangan Nomor Urut 3, SW Mataho |
Namun fakta berkata beda, Golkar justeru
memutuskan Pasangan Lutfi-Feri bersama 8 Parpol lainnya. Selanjutnya, Fera
memutuskan meninggalkan Partai Golkar dan bergabung dengan PDIP. Hingga kini,
Feri resmi ber KTA PDIP. Dan lewat PDIP yang didukung oleh PKS serta Demokrat,
Ferra sukses menggeser Drs. H. Muhammad Irfan, MM dan kemudian maju sebagai calon
Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 berpasangan dengan A.Rahman H. Abidin
(MANUFER). Pun pasangan ini, disebut-sebut oleh banyak pihak yakni “menyatunya
dua dua orang rival pada pentas politik sebelumnya” dimana pasangan Fersi
terjungkal di Pilkada yang dimenangkan oleh pasangan QURMA MANIS.
Pertanyaan berbagai pihak soal kemampuan HM.
Qurais H. Abidin sebagai Walikota sekaligus Ketua DPD 2 Partai Demokrat Kota Bima
untuk mengantarkan pasangan MANUFER menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima
periode 2018-2023 bersama PDIP, PKS dan sejumlah instrumen politik diluar
Parpol yang dibentuknya, hingga kini masih bersifat teka-teki silang yang belum
terisi. Ataukah kemenangan akan jatuh di tangan Lutfi-Feri yang diusung oleh 9 Koalisi Parpol beserta seluruh isntrumen politik perjuangannya yang ditambah lagi atas hadirnya energi baru Ketua DPD 2 Partai Golkar Kabupaten Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri beserta seluruh pasukan Partainya atas nama Soliditas sebagaimana instruksi Partainya, dan ataukah "Dewi Forutna" akan berpihak kepada pasangan SW Mataho?- tentu saja pertanyaan itu akan terjawab pada puncak pelaksanaan
Pilkada Kota Bima, Rabu (27/6/2018).
Sementara Calon Walikota Bima
dari jalur perseorangan (Independen) yakni Subahan HM. Nur, SH yang berpasangan
dengan Wahyudin, SE, juga memiliki karier politik yang terhitung gemilang. Tiga
periode Subahan menjabat sebagai anggota DPRD utusan Partai Golkar. Yakni sejak
di DPRD Kabupaten Bima (sebelum Kota Bima terbentuk tahun 2013), dan
selanjutnya Subahan berhijrah menjadi anggota DPRD Kota Bima menggantikan
posisi H. Feri Zulkarnain, ST (Almarhum) karena ikut mencalonkan diri sebagai
Bupati Bima berpasangan dengan Drs. H. Usman AK hingga hingga pada akhirnya sukses
menjadi Bupati-Wakil Bupati Bima.
Disaat menjabat sebagai Ketua
DPRD Kota Bima, Subahan mencoba berjuang di pentas Pilkada alias maju
berpasangan dengan A. Karim Azis, SH (SUKA). Namun pada akhirnya, pasangan SUKA
harus mengakui kehebatan pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bima periode
2009-2013, Drs. HM. Nur H. Alatif-HM. Qurais H. Abidin (NOLIQU). Masih soal
Subahan, kalah di Pilkada tersebut tak membuat Subahan berhenti di dunia
politik. Ia kembali mengikuti pentas politik melalui Pileg lewat jalur non
Partai. Hasilnya, mimpinya kembali menjadi anggota Legislatif pun gagal
dicapainya.
Lagi-lagi, kekalahan tersebut pun
tak membuatnya istirahat dunnia politik. Tetapi, pada musim Pilkada Kota Bima
periode 2013-2018, Subahan kembali maju sebagai Calon Walikota Bima berpasangan
dengan Drs. Rizal, MM (SURI). Tetapi dipenghujung pesta demokrasi menuju kursi
Walikota-Wakil Walikota Bima tersebut, pasangan QURMA MANIS berhasil menjadi
pemenangnya. Sementara pasangan SUKA praktis terpental bersamaan dengan
pasangan FERSI. Kendati mengalami serangkaian kegagalan tersebut, Subahan telah
menorehkan keberhasil bagi pembangunan daerah dan masyarakatnya disaat ini
menjabat sebagai anggota hingga Ketua Dewan.
Pengamanan Ketat-Puluhan Pendukung Salah Satu Paslon Hijrah ke Pasangan
Lutfi-Feri
Ditengah situasi “penuh
ketengangan” jelang puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima periode 2018-2023,
terkuak sejumlah dinamika yang dinilai kian memanas. Isu money politik yang
terus menguak di atas permukaan oleh oknum tertentu melalui gerakan serangan
fajar, kian memicu ketegangan di seluruh wilayah di Kota Bima. Guna
mengantisipasi terjadinya hal itu, masing-masing pendukung Paslon sejak
beberapa hari terakhir hingga matahari terbit pada Rabu (27/6/2018) terpantau
melakukan siaga ketat pada masing-masing wilayahnya.
Hal lain yang terjadi jelang
puncak pelaksanaan Pilkada, juga menguak adanya gerakan dari sejumlah kelompok
penjudi dari berasal dari “Paslon tertentu” yang menantang Paslon lainnya
dengan nominal nilai taruhan bervariatif. Yakni mulai dari jutaan rupiah hingga
puluhan juta. Gerakan yang satu ini, mulai menguat sejak beberapa hari jelang
puncak pelaksanaan Pilkada, dan terungkap masih berlangsung hingga saat ini. Aksi
yang satu ini, bukan saja belangsung secara tertutp tetapi juga dilakukan secara
terang-terangan.
Pantauan langsung hampir seluruh
media massa baik cetak, Online maupun Televisi mengungkap, aparat keamanan baik
Polri dibawah kendali Kapolres Bima Kota, AKBP Ida Bagus Winarta, SIK yang
diback up oleh kekuatan personil TNI dibawah kendali Dandim 1608 Bima, Letkol
Inf Bambang Eka Kurnia dan kekuatan personil Sat Brimob Pelopor Den A Bima
dibawah kendali Kaden, Kompol Ikhsan Lazuardi, SIK, SH, MH-terlihat melakukan
pengamanan ekstra ketat di seluruh wilayah Kota Bima dengan peralatan lengkap. Kemampuan
personil seluruh Bhabinkabtibmas dan Babinsa untuk tujuan pengamanan seluruh
wilayah guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dianggap mengancam
kondusifitas Kota Bima dan masyarakatnya tersebut pun terlihat nyata adanya di
lapangan.
Pasca Kapolres Bima Kota AKBP Ida
Bagus Winarta, SIK memimpin apel besar-besaran kemarin (25/6/2018) yang kuat
korelasinya dengan pengamanan bagi pelaksanaan Pilkada Kota Bima sekarang ini,
juga terkuak adanya informasi tentang asupan personil pasukan tambahan dari
Polda NTB dengan kekuatan maksimum.
Kekuatan gabungan antara Polri
dan TNI ini, juga berlaku pada tingkat pengamanan dan pengawasan peti suara
hingga ke Tempat pemungutan Suara (TPS), pada moment pelaksanaan pencoblosan,
perhitungan perolehan suara sementara baik untuk Pilgub NTB maupun Pilkada Kota
Bima di seluruh wilayah hiingga sesi pengantaran peti bersisikan surat suara
dari PPS ke PPK. Dan dari pantauan langsung sejumlah awak media tersebut
melaporkan, hingga detik ini suasana kondusif di seluruh wilayah Kota Bima
masih terlihat sangat kondusif.
Dan jelang pelaksanaan puncak
pelakasanaan Pilkada Kota Bima, media ini sukses mendapatkan sebuah informasi
yang tak kalah menariknya. Yakni, sekitar 70 lebih orang pendukung salah satu
Paslon telah berhijrah ke pasangan Lutfi-Feri. Fakta tersebut, diungkap secara
gamblang oleh mantan militansi salah satu Paslon dimaksud, sebut saja
Jufriadin, SH. “Ya, puluhan orang mantan pendukung salah satu Paslon itu sudah berbalik
arah yakni mendukung sekaligus berjanji akan berjuang keras mengantarkan
Lutfi-Feri menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima pada periode 2018-2023. Semoga
ikhtiar keras dan doa kita untuk kemenangan Lutfi-Feri diijabah oleh Allah SWT,”
harap Jufriadin.
Jufrin menjelaskan secara
gamblang, hijrahnya puluhan pendukung salah satu Paslon tersebut ke Lutfi-Feri
dipicu oleh sejumlah persoalan penting. Salah satunya, dipicu oleh masalah
komunikasi antara puluhan orang orang dimaksud dengan Paslon yang enggan
disebutkannya secara spesifik.
Ilustrasi perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain yang dianggap nyaman |
Setelah bertekad mengalihkan
dukungan, Jufriadin mengaku terlebih dahulu berkomunikasi dengan isterinya
Lutfi yakni Hj. Elly Alwainy. Isi komunikasinya, lebih kepada kesiapan Elly
Alwainy untuk menerima serta menyambbut baik kehadiran puluhan orang yang sudah
menyatakan mendukung dan berkomitmen berjuang keras memenangkan pasangan
Lutfi-Feri.
“Setelah komunikasi dibangun
dengan Umi Elly, kami pun mengantarkan puluhan orang itu menggunakan sejumlah
angkutan pribadi (mobil) ke kediaman Lutfi di Lingkungan Kedo Kelurahan Ule
Kecamatan Asakota. Fakta penyambutan oleh Elly Alwainy ini, Alhamdulillah
sangat luar biasa kami rasakan. Demi Allah dan demi Rasulullah, ini bukan
mengada-ada, tetapi keramahan sentuhan komunikasi dan pelayanan Elly Alwainy dengan
suaminya (Lutfi) terhadap puluhan orang tersebut sungguh diluar dugaan kami.
Subahanallahu, nilai-nilai penting soal kemanusiaan yang melekat pada diri Calon
Pemimpin Kota Bima daan isterinya sungguh nyata adanya,” terang Jufriadin.
pada moment pertemuan yang sangat
singkat tersebut, Jufriadin mengaku betapa cepatnya terbangun hubungan
persaudaraan dan kekeluargaan antara puluhan orang warga tersebut dengan Lutfi
dan isteri tercintanya (Elly Alwainy).
“Komunikasi yang berkualitas,
kelenturan dan keramahan dalam menyambut, kesederhanaan yang bukan dibuat-buat,
realitas humanisnya dalam menyapa, cara menyambutnya dengan menundukan kepada
kepada puluhan warga tersebut, itulah perkiraan saya sebagai dasar keakbaran
yang sangat cepat bagi kedua belah pihak pada moment pertemuan penting itu.
Demi Allah dan demi Rasulullah saya tidak mengarang cerita, tetapi fakta itu
disaksikan oleh banyak orang,” sebutnya.
Sayangnya, Jufrinadin enggan
mengungkap tentang dari wilayah mana puluhan orang yang beralih dukungan ke
Lutfi-Feri itu berasal. Dalihnya,
dikhawatirkan akan dipantau oleh Paslon tertentu dimaksud.
“Soal dari mana mereka berasal, itu rahasia yang tidak
boleh kami publikasikan melalui media massa. Yang jelas, puluhan orang ini
punya sahabat, , kerabat, teman dan keluarga. Maka potensi penambahan dukungan
dari mereka untuk Lutfi-Feri pada Pilkada Kota Bima ini Insya Allah sangatlah
besar. Hal lain yang perlu kami sampaikan ke publik, yakni memilih sekaligus
mengantarkan Lutfi-Feri sebagai Walikota Bima pada periode 2018-2023 adalah hal
yang sangat tepat. Dan salah satu point penting yang kami rasakan pada
pertemuan singkat itu adalah mengagumi Lutfi dan isterinya. Kami yakni,
tampilan yang sama juga melekat pada diri Feri Sofiyan dengan isterinya. Mari
kita berjuang bersama-sama memenangkan pasangan Lutfi-Feri ini,” pungkas
Jufriadin. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda