Oknum Tokoh Golkar Bima Ditengarai Labrak Marwah Partai
Foto bersama H. A.Rahman H. Abidin )paling kiri) dengan Ahmad Yasin (tiga dari kanan berbaju kuning) sambil mengangkat satu jari |
Visioner Berita Kota Bima-Dalam catatan penting menyebutkan bahwa
Golkar adalah Partai Kader. Untuk itu, militansi Kader dan Simpatisan Golkar
pada setiap event politik, pun bukan sekedar wacana. Tetapi, kuat, masih dan
bahkan terukur jika merujuk pada sederetan sukses yang dicapainya baik melalui
Pileg maupun Pilkada bahkan Pilpres (flash back pada sejarah dan bahkan sampai
saat ini).
Namun sederetan catatan dan nilai
penting tersebut, kini terkesan tak berbanding lurus dengan penilaian soal
pelaku sejumlah oknum Kader Golkar pada pentas Pilkada Kota Bima periode
2018-2023. Sekedar catatan penting, pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023,
Partai Golkar resmi mengusung Pasangan Calon (Paslon), H. Muhammad Lutfi,
SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri). Namun, ditengarai keras adanya oknum Kader
Golkar yang justeru mensuport secara aktif bagi kemenangan Paslon diluar
usungan Golkar.
Dugannya, Ahmad Yasin yang
merupakan salah satu Unsur Ketua Partai Golkar di Kabupaten Bima sekaligus staf
ahli9 Fraksi Golkar pada DPRD Kabupaten Bima, terungkap menjadi tim ahli
strategis bagi pemenangan Paslon, H. A.Rahman H. Abidin, SE-Hj. Ferra Amelia,
SE, MM (MANUFER) yang diusung oleh PDIP, Demokrat dan PKS.
Sinyalemen keterlibatan Ahmad
Yasin dalam kaitan itu, terungkap sejak lama. Dugaan terkait peristiwa politik
yag dilakukan oleh Ahmad Yasin tersebut, dinilai telah melabrak marwah Partai
Golkar. Sejumlah sumber terpercaya menduga, keberadaan Ahmad Yasin pada
pasangan MANUFER sudah berlangsung lama dan ditengarai keras masih berlaku
sampai sekarang. Sementara itu, Ahmad Yasin juga disebut-sebut sama sekali
tidak pernah membangun koordinasui-konsultasi dengan paslon Lutfi-Feri.
“Ahmad telah melanggar
kesepakatan Partai Golkar pada pertemuan penting yang melibatkan seluruh kader partai
Golkar se NTB di Mataram-NTB belum lama ini. Kesepakatan di Mataram itu, antara
lain mengeaskan bahwa seluruh kader Partai Golkar harus membangun rasa
solidaritas antar sesama sebagaimana marwah partai dengan tanpa membedakan
siapa, dimana dan dalam bentuk apapaun pada setiap perjuangan terutama pada
kontestasi Pilkada (non dikotomi). Namun, Ahmad Yasin diduga telah melanggar
kesepakatan Partai jika berpijak pada dugaan keberadaannya pada pasangan
MANUVER yang jelas-jelas bukan kader Partai Golkar,” duga sumber yang meminta
namanya dirahasiakan, Senin malam (20/5/2018).
Sumber kemudian menyerahkan
adanya foto sebagai domumentasi yang memperkuat dugaan keterlibatan Ahmad Yasin
terkait hajat kemenangan pasangan pasangan MANUFER. Pada foto tersebut,
terlihat Ahmad Yasin sedang duduk pada sebuah tempat dengan H. A.Rahman H.
Abidin sebagai Calon Walikota Bima sembari mengangkat satu jari sebagai
gambaran terang bahwa MANUFER sebagai pasangan nomor urut 1.
“Pada sisi yang lain, Ahmad Yasin
dinilai tak sadar bahwa Lutfi adalah Ketua Bapilu pada Partai Golkar NTB yang
juga sangat menentukan bagi Ahmad untuk bisa lolos ke Pileg tahun 2019 atau
tidaknya. Harapan kami, Ahmad harus kembali ke marwah Partai Golkar sebelum
terjadi hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Sebab, pasangan MANUFER sama
sekali tidak ada korelasinya dengan Partai Golkar,” imbuh sumber ini.
Sementara Ahmad Yasin yang
dimintai klarifikasi melalui saluran selulernya terkait dugaan yang muncul
termasuk salah satunya adanya dokumentasi foto bersama dengan H. A.Rahman H.
Abidin, SE-justeru terkesan emosional. “Ya, saya masih di Golkar. Kesepakatan
apa yang dibangun dibangun di Mataram itu, ada apa dengan saya. Kalau mau
konfirmasi berita, tidak usah konfirmasi dengan saya. Silahkan konfirmasi saja
soal itu dengan Sekretaris Partai Golkar Kabupaten Bima, Ir. Suryadi. Kalau
anda ingin menggantikan jabatan saya ya silahkan,” sahut Ahmad Yasin, Selasa
(22/5/2018).
Tanpaknya Ahmad Yasin enggan
melanjutkan klarifikasi, dalihnya dia sedang berpuasa. “Sekarang saya sedang
berpuasa ya. Nanti akan saya telephone balik anda setelah berbuka puasa. Saya
tidak ada urusan dengan...., kalau kalau mau konfirmasi silahkan konfirmasi
dengan Pak Suryadi. Terkait mengangkat satu jari, itu apa masalahnya. Apakah orang
yang sedang Tahiyatul Ihram dengan satu jari itu juga bermasalah, itu
pertanyaan saya,” tanya Ahmad Yasin.
Benarkah anda bersama Pasangan
MANUFER?. Pertanyaaan itu praktis saja dijawabnya dengan tegas. “Apa masalahnya
kalau saya bersama atau tidak dengan Petahana (MANUFER), dan apa yang membuat
teman-teman merasa ini dengan saya, apa saya merugikan orang lain atau
bagaimana?. Begini adinda, silahkan tanyakan Pak Suryadi selaku Pimpinan Partai
Golkar,” harapnya.
Tak lama kemudian, Ahmad Yasin
tiba-tiba menjadi lentur. Dia mengaku tak ingin bermasalah dengan siapapun
termasuk Wartawan yang sudah dianggapnya sebagai mitra kerja bahkan saudara. “Jika
informasi ini adalah untuk kepentingan pemberitaan anda, itu tidak masalah bagi
saya. Namun, jangan sampai persoalan ini dimanfaatkan oleh orang lain. Maka
harapan saya selanjutnya, jagalah bangsa ini dengan baik,” pintanya.
Terkait foto bareng Petahana
dimaksud, pun sama sekali tidak dibantah oleh Ahmad Yasin. Foto tersebut,
diakuinya sedang berada pada sebuah moment dimana Petahana malam itu melakukan
sholat bersama di salah satu Masjid di BTN Rontu.
“Iya itu foto saya, dan itu
difoto oleh orang. Yang pasti saya bukan tim ahli. Sebab, orang itu sudah ada
ahlinya sendiri. Begini adinda, saya ini mungkin besa dengan orang lain. Saya
tetap saya sayang sama abang kita yakni Lutfi-Feri. Yang perlu juga adinda
tahu, tiap hari saya selalu bersama dengan kaka kandungnya Lutfi,Yakni H.
Imran. Kalau tidak percaya, tanya saja sama Imra. Baik di rumah saya maupun di
rumah beliau, kita tetap kong-kow bersama. Yang pasti, saya tetap sebagai orang
Golkar dan mengiktui marwah Partai Golkar. Untuk Pilkada Kota Bima, kan
penanggungjawabnya ada di DPD Partai Golkar Kota Bima,” jelasnya.
Namun apapun yang dilakukan oleh
Golkar, sebagai warga Golkar dia mengaku akan tetap mendukungnya. “Saya ini
warga Kota Bima, tetap menjalankan visi-misi Partai Golkar Kabupaten Bima dan
NTB. Pertemuan di Mataram itu, memang saya ikuti. Namun, ada yang tidak saya
dengar. Kesepakatan itu, antara lain berjuang keras memeangkan pasangan
Cagub-Wagub NTB periode 2018-2023, Suhali-Amin. Untuk Pasangan Lutfi-Feri, kita
juga akan ikut memberikan sumbangsih semampu kita. Tetapi, yang punya
tanggungjawab langsung adalah ada pada saudara-saudara kami yang ada di DPD 2
Partai Golkar Kota Bima,” terangnya lagi.
Sekretaris DPD 2 Partai Golkar Kabupaten Bima, Ir. Suryadi |
Terkait dugaan yang dilakukan
oleh Ahmad Yasin yang juga menjabat sebagai Ketua Bapilu pada Dapil V (Woha,
Monta dan sekitarnya), Politisi senior Golkar yang kini menjabat sebagai Ketua
Komisi 2 DPRD Kabupaten Bima ini menegaskan, pada prinsipinya bahwa semua kader
harus loyal kepada Partai. “Setiap kader Partai, harus setia kepada Partai. Pun,
harus mematuhi setiap kebijakan maupun keputusan yang diambil oleh Partai. Ketika dia melakukan sebaliknya, itu berarti
dia telah indispliner terhadap Partai, kan begitu walaupun ada kelas-kelasnya,”
terangnya.
Khususnya untuk Pilkada Kota Bima
imbuhnya, sebagai Kader Golkar yang ada di Kabupaten Bima harus bersolidaritas kepada
Paslon yang diusung oleh Golkar walau pihaknya bukan sebagai pemegang kendali. “Solidaritas
yang dimaksud, adalah ikut merasa tentang apa yang dirasakan oleh Kader Partai
Golkar termasuk mensuporting perjuangan untuk memenangkan pasangan Lutfi-Feri.
Sebab, hal itu sudah merupakan kebijakan dari Partai Golkar,” tandasnya.
Lantas apa perasan partai terkait
Ahmad Yasin ini?. “Ya tentu saja Partai menyorot dia. Tidak semestinya seperti
itu yang dia lakukan. Sebab, Ahmad Yasin adalah Kader Partai Golkar. Terkait pertamuan
di Mataram belum lama ini, itu tidak ada penandatangan pakta integritas. Namun
materi pelatihan itu, Partai lebih menekankan agar seluruh Kader harus
mengikuti kebijakan dan marwah Partai. Sekali lagi, pertemuan di Mataram itu,
kuita ditekankan bagaimana mengangkat marwah Partai dengan tanp emndikotimi
wilayah dan siapapun Kadernya. Jadi, wajib bagi Kader partai untuk menjunjung
tinggi apapun bentuk kebijakan partai,” ulasnya.
Tokoh Politik yang juga dinilai
sudah karatan di gedung DPRD Kota Bima baiks ebagai anggota maupun Pimpinan
Komisi ini menjelaskan, berbicara kader bagi partai Golkar adalah sama sekali
tidak dibatasi oleh wilayah tertorial.
“Langkah selanjutnya terhadap pak
Ahmad Yasin ini, tentu kita akan melihat tentang berat atau ringan pelanggaran
yang dilakukannya jika ia melanggar. Tetapi, yang jelas dia melanggar. Namun,
kita akan melihat berat atau ringannya pelanggaran yang dia lakukan. Sementara
yang lebgih berwenang untuk memanggil Ahmad Yasin guna melakukan klarifikasi
adalah Pimpinan satu tingkat lebih tinggi. Merekalah yang akan menilai,
pimpinan satu tingkat lebih tinggi itu artinya DPD 2 dan DPD 1. Jika ada
bukti-bukti tentang keteribatan kader Golkar yang melabrak marwah partai
silahkan berikan ke kami, sebab itu juga sangat menentukan bagi mereka pada
Pencalegkan tahun 2019,” harapnya.
Singkatnya, Suryadi berharap agar seluruh kader tetap
menjunjung tinggi kebijakan Partai. “Di manapun Kader bertarung, siapapun yang
menjadi lawan kita-yang namanya kader Partai itu harus berada pada garis
terdepan. Sekali lagi, yang namanya marwah partai adalah harus berjuang keras untuk
mewujudkan cita-cita dari perjuangan Partai, tak terkecuali pada Pilkada Kota
Bima,” pungkas Suryadi. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda