Geger, “Si Mulut Besar Tak Beretika-Loyalis MANUFER Berseragam BMA Berulah”
Al Ikhwansyah (tengah) diapit oleh dua personil Buser Polsek Rasanae Barat-Kota Bima |
Visioner Berita Kota Bima-Namanya sering-disebut-sebut oleh
sejumlah orang. Gaya bicaranya cenderung kasar dan dinilai jauh dari etika.
Badannya mungil, tetapi dia adalah Sarjana Hukum (SH) jebolan salah satu
perguruan tinggi swasta di Bima. Sikap kasar dan jauh dari etika yang melekat
dalam dirinya, tak mengenal siapa dan batas umur, status sosial dan lainnya
terkait lawan bicaranya terutama di Media Sosial (Medsos).
Dialah Al-Ikhwansyah, warga asal
Lingkungan Salama Kelurahan Na’e Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima Nusa
Tenggara Barat (NTB). Pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023, dia tercatat
sebagai “loyalis pasangan calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Bima, H.
A.Rahman. H. Abidin, SE-Hj. Ferra Amelia, SE, MM (MANUFER)”.
Dalam catatan umum sejumlah awak
media menyebutkan, guna memenangkan pasangan MANUFER pada Pilkada Kota Bima
yang akan diselenggarakan pada 27 Juni 2018, dia sudah, sedang dan masih terus
berjuang dengan kawan-kawannya. Pria kerdil yang satu itu, juga sering
mengkritisi kinerja Media Massa dengan cara-cara yang dinilai kurang elegan
alias kasar.
Masih dalam catatan umum sejumlah
awak media, atas sikapnya yang cenderung kasar dan jauh dari etika, tak sedikit
orang yang tersinggung khususnya di Medsos. Namun naas, Senin malam (22/5/2018)
sekitar pukul 1.22 Wita yang bertepatan dengan ditetapkannya oknum Ketua DPC
PDIP Kota Bima, Ruslan Usman alias Parlan sebagai tersanga dalam kasus Tipilu,
praktis muncul sebuah informasi menarik terkait Al Ikhwansyah ini.
Yakni, dia berulah dan harus berhadapan
dengan Buru Sergap (Buser) Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTB periode 2018-2023,
Akhyar-Mori. Pemicunya, dia diduga kuat merobek poster Ahyar-Mori di sekitar
lingkungan Wadumbolo Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima.
Masih menurut Informasi, karena
ulahnya itu akhirnya Buser Ahyar-Mori langsung memburunya di kediamannya di
Lingkungan Salama. Namun, ia tak berhasil ditemukan. “Kami mencarinya ke
rumahnya, tetapi tidak ditemukan. Selanjutnya, kami menelephone temannya agar
membawa Al Ihwansyah di depan Kampus STIH Muhammadyah Bima, dan disana kami
bertemu,” ujar Agus alias Pedro yang juga berstatus sebagai loyalis Ahyar-Mori,
Selasa (22/5/2018).
Inilah Atribut Ahyar-Mori yang dirusaki |
“Didepan STIH kami bertanya
alasannya membakar dan merobek poster Ahyar-Mori. Namun, dia menjawab hal tersebut
dilakukan atas inisiatifnya guna membuat Kota Bima menjadi bersih. Jawabannya
sangat aneh, hanya poster Ahyar-Mori yang dirobek dan dibakar, sementara yang
lainnya tidak. Anehnya lagi, dia mengaku tidak membakar, padahal kami melihat
ada juga poster Ahyar-Mori yang dibakar,” tandas Pedro.
Pedro kemudian menjelaskan, adu
cek-cok pun terjadi pada moment di depan kampus STIH Muhammadiyah Bima
tersebut. Ditengah pertanyaan bertubi-tubi yang dilayangkan kepadanya terkait
pengerusakan dan pembakaran Poster Ahyar-Mori, Al Ikhwansyah mengaku bahwa
poster yang sudah dirobek dan dikumpulkannya pada satu tempat di Wadumbolo itu
akan diangkut dengan mobil untuk kemudian dibuang di suatu tempat pula. “Anehnya
saat ditanya mana mobil pengakutnya, dia tidak bisa menunjukannya kepada kami.
Tak lama kemudian, kamilangsung menyeretnya di Markas Ahyar-Mori di Paruga,”
terang Pedro.
Di Markas Ahyar-Mori, pria
berbadang mungil ini juga diakui Pedro, sempat diadili oleh sejumlah anggota
Polisi. Masih menurut Pedro, Al Ikhwan di adili di Markas Ahyar-Mori tak
berlangsung lama. Selanjutnya, dia dijemput oleh Buser Polsek Rasanae Barat
Polres Bima Kota dengan mengunakan kendaraan patroli. “Selanjutnya, dia dibawa
ke Polres Bima Kota unukdiproses secara hukum. Hanya sampai disitu yang saya
tahu, soal bagaimana perkembangan selanjutnya silahkan tanya ke Polisi atau
Panwaslu saja,” pungkas Pedro.
Bantahan bahwa Al Ikhwansyah bukan anggota BMA |
Singkatnya, kasus Al Ikwansyah
ini kini sedang ditangani oleh pihak Panwaslu Kota Bima. Namun sampai detik
ini, sejumlah awak media belum mendapatkan informasi detail tentang sejauhmana
proses penanganannya oleh pihak Panwaslu setempat. Pasalnya, Ketua Panwas
maupun sejumlah Komisionernya hingga kini masih berada di Mataram-NTB. “Maaf,Pak
Ketua dan beberapa Komisionernya sedang berada di Mataram,” ujar salah seorang
petugas di kantor Panwaslu Kota Bima kepada Visioner, Selasa (22/5/2018).
Terkait adanya pengakuan bahwa Al Ikhwansyah adalah
anggota BMA, pun praktis dibantah oleh Khalida Rizka melalui aku Fbnya.
Katanya, bahwa Al Ikhwansyah sudah dikeluarkan dari BMA. “Al Ikhwansyah alias
Bollin, secara resmi sudah dikeluarkan dari anggota BMA sejak dua bulan silam,
dan sampai hari ini yang bersangkutan belum mengembalikan atribut BMA. Semetara
kasus pengerusakan alat peraga kampanye milik Ahyar-Mori, itu bukan merupakan anggota
BMA,” katanya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda