Event Pacuan Kuda Sukses, Anggaran Tak Dicairkan Pordasi Terpaksa Patungan Hadiah Para Juara
Walikota Bima dan Ketua KONI Kota Bima Tak Pernah Muncul di Arena
Pacuan Kuda
Upaya panitia tersebut, lebih
kepada menghindari kekecewaan peserta lomba khususnya para juara. Kendati
demikian, para juara umum dan juara kelas masing-masing mendapatkan hadiah
sebagaimana kesepakatan bersama di arena pacuan kuda. Hadiah bagi masing-masing
juara kelas, terungkap Rp5 juta. Pun demikian pula angka yang diterima oleh
masing-masing juara umum (Rp5 juta).
Kebanggaan yang sama, juga muncul
dari Amir sebagai pemilik Kuda bernama Jayanta karena berhasil meraih juara
umum. Masih soal kebangaan atas keberhasilan menjadi juara pacuan kuda ini,
juga hadir pada Deo sebagai pengasuh kuda pacuan bernama Putra Istanda Bogor milik
Paspamres asal Bima (Kapten Muhammad Guntur). Saking bangganya, sejmlah
pengasuh Putra Istanda Bogor ini juga sempat terlihat menangis karena
keharuanya.
Hal menarik lain di arena pacuan
kuda tradisional Bima ini, juga terkait melekatnya rasa persaudaraan antar sesama
peserta lomba dari berbagai daerah. Hal yang sama, juga terlihat terjalin kuat
antara hampir puluhan ribu masyarakat yang hadir sebagai penonton karena hobi. Mereka
terlihat dengan seksama menonton lomba pacuan kuda dari pagi hingga sore pada
setiap harinya.
Secara terpisah, Ketua Pordasi
Kota Bima Feri Sofiyan, SH yang dimintai komentarnya menyatakan, pihaknya
bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan pacuan kuda menyambut HUT Kota Bima
tahun 2018 dengan sukses, aman dan lancar. Atas nama Ketua Pordasi Kota Bima,
Calon Wakil Walikota Bima berpasangan H. Muhammad Lutfi, SE (Lutfi-Feri) ini
menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh lapisan panitia
penyelenggara, TNI dan Polri yang juga bersama-sama menjaga keamanan dan
kenyamanan selama pacuan luda berlangsung.
Dari arena pacuan kuda tradisional Bima di Sambinae Kota Bima (13/5/2018) |
Visioner Berita Kota Bima-Pelaksanaan event pacuan kuda tradisional
yang menampilkan para joki cilik dengan penuh keberanian dilapangan pacuan kuda
Sambinae dalam menyambut HUT Kota Bima tahun 2018, tercatat berhasil
dilaksanakan. Catatan media massa melaporkan, pelaksanaan kegiatan spektakuler
tanpa gangguan keamanan tersebut (pacuan kuda) dilangsugkan selama satu minggu.
Peserta lompa pacuan kuda ini,
datang dari Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan
bahkan dari Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT. Sejak dibukanya event ini,
terdapat banyak persoalan menarik dan sesungguhnya bukan rahasia umum bagi
publik khususnya di Bima. Diantaranya, adanya upaya penghadangan oleh oknum
tertentu yang kemudian diramu dengan berita bersifat karangan bebas, politisasi
ke masalah Pilkada oleh oknum tertentu hingga anggaran Pordasi yang
diperuntukan bagi para juara lomba yang dinilai dihadang.
Sabtu (13/5/2018), event pacuan
kuda di Sambinae Kota Bima ditutup secara resmi oleh Wakil Ketua Pordasi
setempat yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Sudirman Junaidin,
SH. Liputan langsung sejumlah awak media pada moment penutupan pacuan kuda
tersebut melaporkan, kekecewaanpun muncul baik dari panitia penyelenggara, para
juri maupun peserta pacuan kuda. Pemicunya, Panitia Pordasi terpaksa “patungan
untuk hadiah bagi para juara lomba”.
Inilah Kuda Juara Umum bernama Jayanta milik Amir asal Rabangodu Selatan Kota Bima |
“Ya, panitia Pordasi harus
patungan untuk memenuhi hadiah bagi para juara. Soal kenapa anggaran Pordasi
senilai Rp500 juta di Pemkot Bima belum dicairkan, saya no coment saja. Yang terpenting
bagi Pordasi adalah, kegiatan lomba ini berlangsung sukses, aman dan
terkendali. Tak ada kekacauan keamanan selama event ini berlangsung,” tegas
Panitia Lomba Pacuan Kuda sekaligus Bendahara Pordasi Kota Bima, Abdul Haris,
ST.
Sebelum kesepakatan tentang
hadiah tersebut terjadi katanya, seluruh peserta sempat memprotes panitia.
Mereka diakuinya,memprotes karena hadiah yang diperolehnya tidak sesuai
harapan. Namun setelah pihaknya memberikan pemahamabn terkait anggaran Pordasi
dimaksud belum dicairkan oleh Pemerintah sehingga jajaran panitia dan orang
luar untuk ikut berpartisipasi soal anggaran untuk hadiah, para peserta
pacuanpun akhirnya dapat memahaminya. “Setelah diberikan pemahaman, Alhamdulillah
para peserta lomba pacuan kuda akhirnya mengerti. Pun, mereka bersyukur atas
hadiah yang diberikan,” tandasnya.
Masih dalam liputan langsung
sejumlah awak media pada moment pacuan kuda ini, kendati hadiah yang diperoleh
oleh masing-masing juara sedemikian adanya, namun kebanggan mereka terhadap
predikat juara yang diraihnya nampak nyata di depan mata. Ir. H. Nggempo
sebagai pemilik kuda betina bernama Putri Ahok misalnya, terlihat dengan
bangganya karena berhasil meraih juara umum dikelasnya.
Ir. H. Nggempo dengan kuda miliknya yang berhasil meraih juara dikelasnya. Kuda betina ini bernama Putri Ahok |
Masih soal rasa bangga, itu juga
terjadi pada pemilik kuda yang berhasil memperoleh juara 3-6. Karena selain
mendapatkan bendera, mereka juga menerima hadiah senilai jutaan rupiah. Efe
positif lain yang ditimbulkan oleh event pacuan kuda tradisional ini, juga
terlihat pada keuntungan yang diperoleh para pedagang berjumlah puluhan yang
berjejer dengan banguna tenda seadanya yang mengelilingi lapangan pacuan kuda.
Tak hanya itu, tukang parkir pun sangat diuntungkan. Betapa tidak, per
kendaraan yang berparkir baik di dalam arena pacuan maupun diluarnya
mengeluarkan kocek senilai Rp5 ribu.
“Alhamdulillah, banyak keuntungan
yang kami raih selama pacuan kuda ini berlangsung. Rasanya tak ingin pacuan ini
berakhir, namun kedepannya kami berharap event seperti ini dapat berlansgung
tiga kali dalam setahun. Pacuan kuda tradisional ini bukan sekedar hobi dan
budaya, tetapi memberikan keuntungan bagi kami para pedagang dan tukang parkir
yang setiap harinya menganggur di rumah,” demikian pengakuan sejumlah pedagang
dan tukang parkir di arena pacuan kuda Sambinae ini.
Inilah kuda milik Kapten M. Guntur (Paspampres) asal Bima. Kuda juara dikelasnya ini bernama Putra Istana Bogor |
Pada sesi lainnya, dalam liputan
langsung awak media melaporkan, jalan raya Sambinae sempat macet beberapa jam
lamanya karena sesaknya para penonton yang hadir menyaksikan lomba pacuan kuda
tradisional ini. Calon Gubernur NTB nomor urut 3, Dr. H. Zulkieflimansyah dan
Calon Walikota Bima periode 2018-2023 juga sempatb hadir di arena pacuan kuda
ini. Mereka hadir selain menyaksikan lomba pacuan kuda tradisional, juga
bertindak sebagai pemilik beberapa ekor kuda pacuan.
Sementara itu, Walikota Bima HM.
Qurais H. Abidin yang diharapkan hadir sejak lomba pacuan kuda dibuka maupun
ditutup secara resmi pada Sabtu (13/5/2018), justeru sebaliknya. Pun demikian
halnya dengan Ketua KONI Kota Bima yang juga Calon Walikota setempat periode
2018-2023, yakni H. Rahman H. Abidin, SE (tak pernah hadir di arena pacuan kuda
Sambinae ini).
Sejumlah personila aparat baik
TNI maupun Polri mengaku, tak ada gangguan keamanan yang terjadi selama pacuan
kuda berloangsung di Sambinae ini. Keterjalinan hubungan harmonisasi bagi
peserta lomba pacuan kuda maupun para penonton yang hadir, akuinya nyata
adanya. “Alhamdulillah lomba pacuan kuda berlangsung sukses dan aman tanpa
gangguan keamanan. Terimakasih atas kesadaran partisipasi semua pihak dalam
menjaga keamanan dan kenyamanan selama pacuan kuda ini berlangsung,” tandas
Kapolres Bima Kota melalui Kabag Ops, Kompol Kisman.
Inilah salahg seorang Joki cilik yang dikenal berani menunggang kuda pacuan di arena pacuan Sambinae |
“Selamat kepada para juara,
terimakasih kepada aparat Polri, TNI dan Wartawan yang ikut berpartisipasi
secara langsung sehingga event pacuan kuda tradisional yang merupakan budaya
warisan leluhur Bima ini bisa berlangsung dengan sukses, aman dan terkendali.
Kesukses dan keamanan yang terjadi selama pelaksanaan pacuan kuda ini,
merupakan bantahan keras dari stigma kurang elok yang disampaikan oleh oknum
tertentu sebelumnya. Soal anggaran untuk hadiah bagi para juara, itu diperoleh
dari patungan panitia Pordasi, sahabat, teman dan keluarga kita. Sementara
anggaran hibah senilai Rp500 juta untuk Pordasi di Pemkot Bima, hingga detik
ini belum dicairkan. Padahal, permohonan pencairan anggarannya sudah dilakukan
jauh sebelum event pacuan kuda ini diselenggarakan,” tandas Ketua DPD 2 PAN
Kota Bima ini. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda