Dukung Program PRB Kota Bima, Tim Bank Dunia Hadir Dengan Misi Teknis
Sekda Kota Bima, Drs. H. Muhtar Landa (kiri) dalam rapat dengan Tim Bank Dunia (kanan), Kamis (19/4/2018) |
Visioner Berita Kota Bima-Banjir bandang terdahsyat yang melanda
Kota Bima di penghujung Desember 2016 telah berlalu. Kendati adanya hal
pentuing yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kendali Walikota,
HM. Qurais H. Abidin, namun masih banyajk persoalan penting yang belum
tertangani pasca terjadinya bencana banjir bandang hingga sekarang.
Alasan keterbatasan anggaran dan
hal lin, dijadikan sebagai kendali Pemerintah untuk menuntaskan pekerjaan rumah
(PR) terkait penangananh pasca bencana. Selain adanya bantuan Pemerintah Pusat,
Pemkot Bima juga mendapat bantuan dari bank Dunia terkait program penanganan
pasca bencana, berikut catatannya,-
Dalam rangka pelaksanaan misi
Bank Dunia “Indonesia: Disaster Risk Management Program-Technical
Assistance for Urban Drainage, Flood, dan Disaster Risk Management Technical
Mission”, Kamis, (19/4/2018), Tim Bank Dunia yang dipimpin oleh Ms. Jolanta
Kryspin-Watson (Lead DRM Specialist-Task Team Leader) berkunjung ke Kota Bima
untuk mendukung program Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Mereka hadir ke Kota Bima, lebih
kepada melakukan misi teknis dengan agenda dengan cakupan diskusi tentang
peluang investasi Kota Bima menghadapi ketahanan bencana khususnya banjir dan
diskusi tantangan dan analisis dokumen-dokumen pembangunan terkait management
risiko banjir perkotaan, serta mengumpulkan data dan informasi serta masukan
untuk baseline study.
Ms. Jolanta Kryspin-Watson
bersama anggota tim yakni Jian Vun (Infrastructure Specialist), Mr. Poul
Grashoff (Senior Flood Risk Management Specialist), Mr. Bastien van Veen
(Senior Hydraulic Engineer), Ms. Ruby Mangunsong (DRM Consultant), dan Ms.
Tarasinta Perwitasari (DRM Consultant), diterima oleh Sekda Kota Bima Drs.
H. Mukhtar, MH. Tim tersebut, diterima secara resmi oleh Pemkot Bima di ruang rapat
Walikota Bima.
Pada moment tersebut, Tim menggelar
pertemuan penting dengan OPD terkait untuk membahas manajemen risiko banjir
perkotaan. Kepala Bappeda dan Litbang Kota Bima, Kepala BPKAD KotaKota Bima,
Kepala DLH Kota Bima, Sekretaris BPBD Kota Bima, perwakilan Dinas PUPR, dan
Satker Program Kotaku juga terlibat pada pertemuan penting ini.
Pada kesempatan itu, Jolanta
Kryspin-Watson memaparkan gambaran mengenai program bantuan teknis dari Bank
Dunia untuk manajemen risiko banjir perkotaan dan bencana alam, manfaat dari
keterlibatan kota dan keterkaitan terhadap inisiatif tingkat nasional.
Sementara Mr. Poul Grashoff memaparkan pengenalan terhadap konteks manajemen
risiko banjir perkotaan yang terintegrasi.
Tim Bank Dunia survey lokasi (19/4/2018) |
Pemaparan ini kemudian
dilanjutkan dengan diskusi yang dipimpin oleh Sekda Kota Bima. Beberapa poin
yang menjadi fokus pembahasan. Yakni pengendalian pemanfaatan ruang, mekanisme
insentif/disinsentif atau reward/punishment dalam peraturan penataan
ruang, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam RTRW, rehabilitasi
lingkungan berbasis ekoregion yang bukan hanya batas wilayah administrasi, dan
upaya membangun public awareness tentang penataan kota berkelanjutan
dan budaya hidup bersih.
Hasil diskusi ini, akan menjadi
acuan bagi Tim Bank Dunia untuk merumuskan bentuk program yang paling cocok
untuk Kota Bima. Selain itu, Tim Bank Dunia akan melakukan peninjauan lapangan
dan diskusi lebih lanjut dengan penentu kebijakan. Usai pertemuan, Tim Bank
Dunia melaksanakan kunjungan ke beberapa titik, antara lain ke area Ncai
Kapenta dan Jembatan Melayu. Pada moment tersebut, Tim dari bank Dunia didampingi
unsur BPBD, Bappeda dan Litbang, Dinas PUPR, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
setempat.
Sebelumnya Digelar Rapat Persiapan Survey LARAP
Dari arena rapat persiapan survey (LARAP) di Kantor Walikota Bima (18/4/2018) |
Rapat ini merupakan inisiasi
Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai tindak lanjut
Rapat Koordinasi antara pihak Kementerian PUPR dan JICA Jepang sebagai sponsor
program, yang berlangsung tanggal 12 April 2018 di ruang rapat Direktur Sungai
dan Pantai Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Kementerian PUPR di Jakarta.
Peserta rapat terdiri atas unsur
BWS Nusa Tenggara, Staf Ahli Walikota, Asisten II Setda Kota Bima, perwakilan
Dinas PUPR Kota Bima, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Camat Rasanae
Barat, Camat Mpunda, Camat Asakota, dan Camat Raba, serta Lurah Melayu,
Jatiwangi, Nae, Jatibaru, Sarae, Tanjung, Dara, Paruga, Sadia, Rontu,
Manggemaci, dan Pane.
BWS NTB meneruskan arahan
Kementerian PUPR agar Pemkot Bima mengupayakan pernyataan dari masyarakat yang
bermukim di lokasi pembangunan bahwa mereka siap untuk direlokasi dan atau
tidak keberatan dengan adanya pembangunan infrastruktur pengendalian banjir
tersebut. Pernyataan kesiapan masyarakat ini, merupakan salah satu persyaratan
agar kegiatan pembangunan bisa dilaksanakan.
Persyaratan lain yang diminta
adalah, juga soal verifikasi data bahwa 408 Kepala Keluarga yang terkena dampak
pembangunan infrastruktur pengendalian banjir tersebut tidak bermasalah dengan
rencana pembangunan. Arahan ini, langsung ditindaklanjuti oleh Sekda Kota Bima
yang mengarahkan Camat dan Lurah agar segera turun ke lokasi usai pelaksanaan
rapat, didampingi unsur BWS NTB. Sosialisasi dan pendekatan Camat serta Lurah
membuahkan hasil, salah satunya di Kelurahan Dara.
Lurah Dara melaporkan, dari 56 KK
terdampak rencana pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di wilayah
Kelurahan Dara, 43 KK telah menerima dan menandatangani pernyataan persetujuan.
Camat dan Lurah masih terus melakukan pendekatan kepada masyarakat. Sekda
berharap dalam waktu dekat kegiatan pembangunan ini dapat mulai dilaksanakan. (Rizal/AL/Gilang/Nana/Buyung/Wildan)
Tulis Komentar Anda