Lawata Dengan Rencana Indah-“Rimba Belantara” Hingga Bangunan Tak Terurus
Inilah salah satu banguan tak terurus di Lawata |
Visioner Berita Kota Bima-Setahun silam, Pemkot Bima dibawah
kendali Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin acapkali menjelaskan adanya
kesinambungan pembangunan mulai dari Perbatasan Kota Bia di Niu, Pantai Lawata
dan Pantai Amahami. Tiga lokasi tersebut, dijanjikan akan diperindah dengan
tujuan menempatkan Kota Bima memiliki potensi wisata unggulan selain Pantai
Kolo dan Sanumbe.
Master plan hingga ke Design
Enginering Detail (DFED) pembangunan mulai dari Perbatasan Kota hingga ke
Amahami, pun sudah dituntaskan oleh Universitas Petra Surabaya. Ada beberapa
instrumen sebagai tindak lanjut dari rencana tersebut, antara lain pembangunan
Gapura di perbatasan Kota, perbaikan beberapa sisi di Lawata dan kini berdiri
megah Masjid Terapung yang ada di kawasan Amahami.
Namun dalam investigasi Visioner,
melihat beberapa sisi yang terlihat menggangu pandangan yang dimulai dari
Perbatasan Kota hingga di Lawata. Pembangunan yang dilaksanakan di pintu masuk
kota Bima (perbatasan) misalnya, bangunan lama yang menghabiskan anggaran
Ratusan Juta Rupiah tahun 2016, kini diganti dengan bangunan baru dengan
anggaran yang juga tidak sedikit. Lepas dari itu, disekitar bangunan tersebut
terdapat beberapa los bangunan yang sudah sekitar dua tahun lebih tidak
difungsikan yang kini kondisinya juga tak kalah kumuhnya. Masalah tersebut,
dinilai mencerminkan kinerja Diskoperindag Kota Bima yang “jauh dari kata
terukur”.
Investigasi Visioner kemudian ke
Pantai Lawata, di sana terdapat dua persoalan menarik yang mendesak gerak
langkah Pemkot Bima untuk memperhatikannya. Yakni, sebuah bangunan lama yang
dibangun dengan anggaran negara yang berada di sebelah baratnya (dalam kawasan
Lawata), terlihat sudah usang, dipenuho coretan akibat tidak terurus secara
baik. Bangunan itu, dulu digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lumayan bisa
menarik simpati wisatawan lokal Bima, misalnya kegiatan hiburan.
Kesan Hutan Belantara di Lawata, objek ini juga dijatikan tempat foto-foto bagi kalangan remaja |
Masih dari catatan investigasi
Visioner, pada sisi perbukitan di dalam kawasan Pantai Lawata juga terlihat
adanya pephonan yang kian tumbuh secara suburnya bak hutan belantara. Potret
tersebut, dinilai mencerminkan kinerja instansi terkait alias pengabaian
terhadap estetika Lawata sebagai salah satu destinasi wisata bagi masyarakat
lokal khususnya Kota Bima. Semetara keindahan Lawata, hanya terlihat pada
bagian luarnya. Pada bagian luar, tertulis sebuah prasasti yang dilengkapi
dengan lampu hias dengan kalima “Selamat Datang di Kota Bima Berteman”.
Lagi-lagi soal investigasi tentang
Lawata, Pemkot Bima juga sudah memperbaiki sejumlah sisi di Lawata. Bangunan beberapa
barugak (tempat persinggahan), penataan spada wilayah bagian timur, utara dan
bagian utaranya juga terlihat nyata adanya. Penataan lain yang dilakukan Pemkot
Bima di Lawata, juga terlihat dan pengelolaan perparkiran dan retribusi masuk
kedalamnya.
Mereka Bertamsya di Lawata |
Perhatian lain Pemkot Bima di
Lawata, juga terlihat melalui adanya bangunan yang sudah selesai dibangun,
namanya “Pusat Informasi Untuk Turisme”. Bangunan tersebut, seprtinya baru
selesai dituntaskan kendali belum dilengkapi dengan fasilitas memadai. Bangunan
tersebut, dibiayai dengan anggaran Pemkot Bima yang kegiatannya diserahkan
kepada sebuah organisasi. Tetapi, pada bagian depan bangunan tersebut, terlihat
ada kaca nako yang terlihat pecah akibat dilepampar oleh oknum tertentu.
Pada sisi banguan luar alias di
pekarangan bangunan tersebut, terlihat ada beberapa orang dari organ tersebut
yang melakukan upaya pembersihan semak-semak agar bangunannya terlihat indah
dipandang mata. “Iya Bang, kaca ini dilempar oleh oknum, tetapi kami belum tahu
identitasnya. Bangunan ini bersumber dari anggaran Pemerintah, dipercayakan
kepada kami untuk membangunnya. Tolong bantu naikan berita ini bang,” pinta
Azhar yang saat itu berdada di depan bangunan tersebut bersama beberapa orang
rekannya.
Anak-anak berenang dan bermainj di Lawata |
Catatan penting lainnya, juga juga terletak pada
ramainya tingkat kunjunganw arga di Pantai Lawata khususya pada Hari Sabtu dan
Minggu. Masyarakat Kota Bima, menempatkan Lawata sebagai salah satu lokasi
wisata. Disana terlihat adanya anak-anak, dewasa hingga orang tua yang
bgerenang, acara bakar ikan dan kegiatan lain. Jelasnya, Lawata masih dijadikan
sebagai tempat melepas lelah warga Kota Bima beserta keluarganya hingga
sekarang. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda