“Kejahatan Kemanusiaan Menampar Keras Wajah Pemkab Bima”
Publik Desak Dirut BLUD Bima Dicopot-Dewan Tuding
Managemen BLUD Sakit
Jenazah dipulangkan pakai ojek (Kiri) dan Ibu Kandungnya, Suhada (Kanan) |
Visioner Berita Bima-“Wajah” Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima
dibawah kendali Bupati-Wakil Bupati, Hj. Indah Dhamayanti Putri-Drs. H. Dahlan
M. Noer, kini seolah “ditampar keras” oleh ulah pelayanan pihak RSUD Bima yang
telah lama berubah nama menjadi BLUD dibawah kendali drg. H. Ihsan (Dirut).
Masalahnya yakni terletak pada jenazah bayi yang dirawat selama 7 hari di BLUD
Bima dipulangkan oleh kedua orang tuanya (Suhada dan Jufrin) dengan menggunakan
jasa ojek ke Desa Waro Kecamatan Monta-Kabupaten Bima pada Rabu malam
(14/3/2018).
Pasangan
suami-isteri (Suhada (27) dan Jufrin (31)), tergolong sebagai warga miskin.
Keduanya terpaksa memulangkan jenazah anaknya bernama Julkaidah yang baru
berumur 7 hari dengan menggunakan jasa ojek ke Desa Waro, karena alasan tak
mampu membayar ambulance yang diduga dipatok sebesar ratusan ribu rupiah.
Awalnya,
potret yang juga dinilai sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan terkait pelayanan
pihak BLUD Bima ini, tak banyak orang yang mengetahuinya. Tetapi, publik
menjadi tahu ketika akun Facebook (FB) milih Muhtar Mbojo memosting gambar
suami-isterin ini yang sedang memulangkan jenazah bayi dimaksud dengan
menggunakan jasa tukang ojek. Diatas kendaraan tersebut (motor ojek), jenazah
bayi terlihat dibungkus dengan menggunakan kain batik (dalam pangkuan ibunya)
dan dibelakang Suhada terlihat seorang perempuan remaja.
Sementara
pada bagian depan kendaraan tersebut, terlihat seorang pria menggunakan helm
berwarna hitam, berkaos warna abu-abu dan berlengan panjang berwarna biru muda.
Jelasnya, diatas kendaraan tersebut terdapat empat manusia. Satu diantaranya
(ditengah) adalah jenazah Julkaidah dalam bungkusan kain bati. Singkatnya,
malam itu jenazah Julkaidah berhasil sampai ke Desa Waro yang jaraknya dari
Kota Bima sekitar 60 Kilo Meter (KM). “Sangat memorihatinkan, jenazah bayi
tersebut dibawa ke kampungnya dengan menggunakan ojek lantara tak mampu
membayar biaya ambulance,” beber Muhtar Mbojo melalui akun Fbnya pada malam
ini.
Yang tak
kalah mirisnya, kondisi ibu kandung jenazah (Suhada) masih dalam keadaan cacat
akibat melahirkan. Kendati demikian, Suhada menguatkan dirinya untuk
memulangkan jenazah anaknya guna dikuburkan di tanah kelahirannya (Desa Waro)
Kecamatan Monta.
“Kondisi ibu
bayi masih terluka karena melahirkan si Julkaida (Alm), namun ia menguatkan
diri membawa pulang jenazah itu dengan menggunakan jasa ojek. Kejadian ini
sangat miris, sangat disayangkan tentang tak ada solusi kemanusiaan bagi warga
miskin. Oleh karenanya, Muhtar mendesak agar Pemkab Bima bertanggungjawab atas pelayanan
yang dinilai tak manusiawi itu,” desa Muhtar.
Muhtar yang
juga ketua LKSA (Organ bergerak dibidang kemanusiaan) ini, berusaha mengejar
Suhada dan bayinya yang diangkut ke Desanya dengan meggunakan ojek. Namun
ditengah jalan, ban mobilnya pecah.
“Akibatnya,
kami tidak mampu mengejarnya. Dan malam itu juga, Suhada dan anaknya terus
melaju. Kendati demikian, kami berusaha mengubungi PKM Monta, namun usaha
tersebut tak berhasil, sehingga Suhada beserta jenazah bayi tersebut berhasil
sampai dengan selamat di rumahnya di Desa Waro. Setelah disemayamkan di rumah
duka, jenazah bayi yang lahi dari keluarga miskin ini dikuburkan pada Kamis
(15/3/2018),” terang Muhtar.
*Berbagai Kecamaan di Medsos Mengarah ke BLUD Bima*
Kisah mayat
dipulangkan dengan menggunakan jasa ojek, tercatat sebagai peristiwa perdana di
Bima. Kejadian miris yang mendera jenazah Julkaidah yang lahir dari keluarga
miskin tersebut, muncul ditengah adanya mobil ambulance di BLUD Bima.
Beranda
Media Sosial (Medsos) sejak malam kepulangan jenazah tersebut menggunakan jasa
tukang ojek, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat publik terutama di
Medsos. Para nitizen di Medsos, selain menyatakan keprihatian juga mengecam
keras pelayanan pihak BLUD Bima dimaksud yang dinilai telah keluar dari nilai-nilai
kemanusiaan. Bukan itu saja, apa dilakukan oleh pihak BLUD Bima terhadap jenazah
bayi tersebut, juga dinilai sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan.
Selain itu,
para nitizen juga mendesak agar sejumlah pihak yang terlibat pada konteks pelayanan
pada BLUD Bima termasuk Dirutnya segera diberikan sanksi dan dicopot dari
jabatannya. Catatan terkini sejumlah media massa baik cetak maupun online melaporkan,
kecaman keras dan mendesak agar Dirut BLUD Bima drg. H. Ikhsan serta anak
buahnya yang bertugas pada malam pulangnya jenazah bayi tersebut sesegera
mungkin dicopot. Pasalnya, menurut para nitizen-pemberlakuan pihak BLUD Bima
dengan jajarannya tersebut dinilai sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan.
*Wabup Janji Beri Sanksi Keras Kepada Jajaran
BLUD Bima*
Fakta
pelayanan BLUD Bima yang juga dinilai sebagai bentuk kejahatan kemanusiaan atas
pulangnya jenazah bayi bernama Julkaidah menggunakan jasa tukang ojek ke Desa
Waro Kecamatan Monta itu, spontan saja membuat Wakil Bupati Bima, Drs. H.
Dahlan M. Noer “panas kuping”. “Atas nama Pemerintah, kami akan menindak tegas
siapa saja yang lalai dalam bertugas malam itu hingga jenazah bayi tersebut
pulang ke kampungnya dengan menggunakan jasa tukang ojek,” janji Dahlan.
Dahlan
menjelaskan, model pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di BLUD Bima merupakan
program Pemerintah Daerah (Pemda). Sedangkan kasus bayi dipulangkan ke kampung
halamannya dengan menggunakan jasa tukang ojek, diakuinya akan dijadikans
ebagai bahan evaluasi bagi Pemda khususnya jajaran BLUD agar untuk terus
memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Wabup Bima, Drs. H. Dahlan M. Noer do rumah duka saat memberikan keterangan Pers (16/3/2018) |
Kisah miris
yang menimpa jenazah Julkaidah yang dipulangkan ke kampungnya oleh orang tuanya
dengan menggunakan tenaga tukang ojek, tak hanya membuat Bupato-Wakil Bupati
Bima “panas kuping” akibat berbagai bentuk cemoohan serta tudingan miris dari
berbagai lapisan masyarakat terutama melalui Medsos.
Bangkit dari
“kelemahan pelayanan pihak BLUD” Bima tersebut, tampaknya Pemkab Bima
menempatkan persoalan tersebut sebagai ‘guru besar”. Maksudnya, “Pemkab Bima
akhirnya sadar”, sehingga pasca kisah yang menimpa jenazah Julkaidah-akan
memberikan pelayanan ambulance secara gratis kepada warga yang kurang mampu.
Namun ada syaratanya, yakni warga harus menunjukan keterangan tidak mampu. “Jika
warga menunjukan keterangan tidak mampu, maka akan diantar dengan ambulace
secara gratis mulai dari BLUD hingga ke rumahnya,” janji Wabup Bima kepada
Wartawan (15/3/2018).
Masih, Wabup (Baju Putih Kopiah Hitam) di rumah duka (16/3/2018) |
“Dirut ke Rumah Duka Setelah Dikecam, Minta
Maaf-Akui Ada Pegawai Bertingkah”
Tampak drg. H. Ihsan (dua dari kiri) di rumah duka (16/3/2018) |
Menariknya,
Dirut BLUD Bima drg. H. Ihsan, Jum’at (16/3/2018) langsung berkunjung ke rumah
duka di DesaWaro, Kecamatan Monta. Ihsan ke sana, tentu saja tidak sendiri.
Melainkan bersama rombongannyam, dan pada saat itu Ihsan memberikan santunan
kepada keluarga Almarhum Julkaidah.
Di rumah
duka itu, Ihsan juga meminta maaf kepada publik terkait oknum pegawai BLUD yang
bertingkah hingga jenazah Julkaida pulang ke rumahnya dengan menggunakan tenaga
ojek. Kunjungan sekaligus permohonan maaf Ihsan tersebut, juga disaksikan oleh
Sekretaris BLUD Kabupaten Bima, Kades Waro, Camat Monta, sejumlah Tokoh dan
aparat kepolisian setempat.
Di depan
hadirin di rumah duka tersebut, Ihsan tak menafikan adanya oknum pegawainya
yang bertingkah sehingga jenazah Julkaidah dipulangkan ke Waro menggunakan jasa
tukan ojek. Oleh karenanya, ihsan mengaku bahwa pihaknya telah melakukan
investigasi guna mengetahui identitas oknum pegawai dimaksud. “Kami sedang
melakukan Investigasi terhadap terkait kasus ini, jika terbukti ada kelalaian
oknum pegawai tersebut maka akan diberikan sanksi tegas,” janji Ihsan.
Soal upaya
investigasi terhadap oknum pegawai yang bertingkah tersebut, Ihsan jyuga
mengakui juga melibatkan pihak Inspektorat Kabupaten Bima. “Jika benar yang
bertingkah itu adalah oknum Bidan, tentu akan diberikan sanksi keras. Pihak
Inspektorat melakukan investigasi terkait kasus ini, adalah atas pertintah Pemkab
Bima melalui Wakil Bupati,” terang Ihsan.
-Tak Punya Uang Rp500 Ribu, Jenazah Terpaksa Pulang Gunakan Ojek-
Peristiwa
miris tentang pemulanga jenazah Julkaidah dengan menggunakan jasa tukang ojek
ke Desa Waro Kecamatan Monta-Kabupaten Bima, telah berlalu. Duka keluarga
Julkaidah masih membekas, demikian juga yang dirasakan oleh publik yang
prihatin atas model pelayanan yang diidetikan dengan kejahatan kemanusiaan dari
pihak BLUD Kabupaten Bia dibawah kendali drg. H. Ihsan.
Tak hanya
itu, beragam model kecamaman yang diarahkan kepada pihak BLUD Kabupaten Bima
hingga mendesak Ihsan segera dicopot dari jabatannya, sampai hari ini masih
mewarnai beranda Medsos. Kendati Ihsan sudah berkunjung dan meminta maaf kepada
keluarga korban dan adanya informasi telah dimaafkan oleh keluarga Almarhumah
Julkaidah, namun beragam reaksi publik di Medsos hingga detik ini masih saja
terlihat.
Upaya-paya
meredam kemarahan publik atas “potret pelayanan BLUD Bima” terkait Almarhumah
Julkaidah, dilakukan oleh sejumlah pihak. Salah satunya, berhasil mempertemukan
antara keluarga Almarhumah Julkaidah dengan pihak BLUD Kabupaten Bima, Jum’at
(16/3/2018). Tetapi desakan agar tindakan tegas diarahkan kepada oknum Bidan
yang terungkap bertingkah dan meminta Ihsan segera dicopot dari jabatannya, pun
belum bisa dibendung. Sayangnya, pengambil kebijakan tertinggi di Pemkab Bima
hingga kini terkesan masih bersikap normatif-normatif saja.
Inilah Ibu Kandung Almarhumah Julkaidah (Suhda) |
Jufrin yang
merupakan ayah kandung jenazah Julkaidah, juga membenarkan adanya perilaku tak
lazim oknum Bidan dimaksud. Hanya saja pada moment tersebut, Jufrin tidak
menyebutkan identitas oknum Bidan yang dia maksud. Yang tak kalah mirisnya,
Jurfin mengungkap adanya ulah oknum Bidan. Bentuknya, oknum Bidan dimaksud
enggan menyerahkan jenazah Julkaidah jika pihaknya tidak menyerahkan uang
sekitar Rp2 juta. “Dia akan menyerahkan jenazah jika kami bisa menebusnya
dengan uang sebesar sekitar Rp2 juta,” ungkap Jufrin.
Masih
menurut Jufri, tampaknya proses penyerahan jenazah untuk dipulangkan, harus
berhadapan dengan persoalan yang terkesan rumit. Yakni, harus melewati proses
negosiasi dengan durasi waktu yang lumayan lama. “Bernegosiasi dengan
memberikan jaminan berupa KTP, KK dan bukuh nikah-akhirnya okum Bidan tersebut
menyerahkan jenazah kepada kami. Selanjutnya, kami memulangkan jenazah
Julkaidah dengan menggunakan jasa tukang ojek,” tandas Jufrin.
Disaat
pihaknya hendak meninggalkan BLUD Bima dengan tujuan memulangkan jenazah
Julkaidah ke Desa Waro menggunakan jasa tukang ojek, Jufrin mengaku kembali
dihampiri oleh oknum Bidan dimaksud. Tujuannya, oknum Bida tersebut mendesak
Jufrin agar datang menyerahkan uang jutaan rupiah tersebut ke BLUD Bima Bima
pada Kamis pagi (15/3/2018). “Uang tersebut harus dibawah pada Kamis pagi, dan
biarkan orang lain yang menguburkan jenazah itu,” ungkap Jufrin menirukan pernyataan
oknum Bidan dimaksud.
Namun demikian, Jufrin meminta pertimbangan
oknum Bidan tersebut, maksudnya akan datang ke BLUD Bima guna menyerahkan uang
jutaan rupiah itu setelah jenazah Julkaidah dikebumikan. “Pokoknya harus datang
menyerahkan uang tersebut di sini (BLUD) Bima pada Kamis pagi, biarkan orang
lain yang mengebumikan anakmu,” beber Jufri menirukan bahasa oknum Bidan itu.
Singkatnya,
sebagai warga miskin, Jurfrin tak banyak bicara. Tetapi, dia mengaku bahwa
perlakuan oknum Bidan tersebut telah menyayat-nyayat hati dan perasaannya. Oleh
karenanya, dia berharap agar sikap dan tingkah laku oknum Bidan tersebut dapat membuka
cakrawala berpikir Pemerintah sekaligus memberikan sanksi tegas.
“Atas kasus
yang menimpa kami ini, Pemerintah diharapkan dapat menindak tegas oknum Bidan
tersebut dan Dirut BLUD Bima. Cukuplah kami yang merasakan hal ini, jangan lagi
ada jenazah-jenazah lain yang diperlakukan seperti ini. Sekali lagi, semoga
peristiwa ini adalah yang terakhir-jangan ada lagi korban-korban lainnya,”
harap Jufrin.
Lepas dari
itu, Jum’at (16/3/2018), Wabup Bima Drs. H. Dahlan M. Noer juga berkunjung ke
rumah duka. Selain berbincang dengan keluarga Almarhumah Julkaidah, Dahlan juga
sempat duduk bersama dan bahkan melihat bagaimana kondisi kehidupan keluarga
miskin ini (Jurfin dan isterinya. Pantauan langsung sejumlah awak media
melaporkan, Dahlan beserta rombongannya sempat berada dalam waktu beberapa jam
di rumah duka.
-Dewan Tuding Pelayanan Terburuk BLUD Sudah Seringkali-
Rangkuman informasi
terkini yang diterima Visioner menduga, peristiwa yang menimpa jenazah
Julkaidah, dinilai sebagai sebuah potret pelayanan terburuk perdana di
Kabupaten Bima. Namun, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Aminurlah,
SE menegaskan bahwa peristiwa yang menimpa jenazah Julkaidah merupakan
peristiwa pelayanan tereburuk berikutnya yang terjadi di BLUD Kabupaten Bima.
“Pelayanan
terburuk yang terjadi di BLUD Kabupaten Bima, sudah berlangsung berkali-kali
dan pelayanan terhadap jenazah Julkaidah adalah fonomena berikutnya,” tuding
duta PAN yang akrab disapa Maman, Jum’at (16/3/2018).
Disinggung
tentang kurangnya kongtrol dan pengawasan terhadap kinerja Dewan sebagai salah
satu penyebab hilangnya pelayanan prima pada BLUD Kabupaten Bima, spontan saja
Maman “panas kuping”.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Aminurlah, SE (Maman) |
Terkait
anggaran operasional Ambulance pada BLUD itu, Maman mengakui Dewan telah
menyetujui anggaran Rp400 juta tahun 2018. Dan anggaran tersebut, juga
diakuinya telah berjalan. Oleh karenanya, Mamanh mengaku prihatin ketika adanya
upaya penarikan biaya ambulance yang dibebankan kepada warga miskin.
“Intinya, pengelolaan
managemen BLUD Kabupaten Bima itu sakitnya sejak dulu. Maka tak ada cara lain
yang dilakukan agar tercipta pelayanan prima di sana, yakni segera ganti managemennya.
Selain itu, saya tegaskan agar semua pihak tidak asal-menyerang Dewan terkait
pelayanan terburuk pihak BLUD ini. Kalau mau, mari kita duduk bersama dan
merumuskan langkah-langkah tegas apa yang akan dilakukan untuk menyembuhkan
managemen BLUD yang sudah lama sakit itu,” desak Maman. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda