Fakta Menyedihkan Dari Kabupaten Bima, Bayi Mungil Menderita Gizi Buruk
Tiga Kali Berobat ke BLUD Bima Tak Kunjung Sembuh
Inilah Pasien Gizi Buruk Bernama Julfa |
Visioner Berita Bima-Sebuah fenomena mengejutkan sekaligus
menyedihkan datang dari Dusun Sorimbani Desa Sondo Kecamatan Monta-Kabupaten
Bima, seorang bayi mungil berumur sekitar 8 bulan bernama Julfa kini harus
berbaring lemas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Kecamatan Raba-Kota
Bima. Bayi yang lahir dari pasangan Umar dengan Raodah ini (Zulfah) ini, menderita
gizi buruk sekitar lima bulan lalu.
Data penting
soal Julfa ini, diterima Visioner melalui Tenaka Kerja Sosial Kecamatan (TKSK)
Monta Kabupaten Bima, Kisman Dua Ribu, Minggu (18/3/2018). Lulusan salah satu
Universitas di Makassar-Sulsel sekaligus mantan aktivis ternama ini (Kisman Dua
Ribu) mengungkap, tercatat sudah tiga kali bayi ini dirawat di BLUD Bima. Namun,
hingga detik ini tak kunjung sembuh dari gizi buruk.
“Dari awal,
bayi ini lahir dengan berat badan yang tidak ideal. Beberapakali dirujuk dari UPT
Puskesmas Monta ke BLUD Bima, namun hingga sekarang Julfa tak kunjung berubah.
Kondisi tubuhnya masih juga seperti itu, berat badannya pun tak kunjung
bertambah,” ungkap Kisman.
Kasus gizi
buruk yang mendera bayi mungil ini, diketahui setelah dilakukan diagnosa oleh
pihak Dokter. Atas dasar itulah, dia di rawat di UPT Puskesmas Monta dan di
rujuk beberapa kali di BLUD Bima. “Mirisnya, harusnya perawatan terhadap bayi ini
dilakukan secara intensif. Namun, faktanya pihak medis hanya sesekali saja
datang ke rumah korban dengan membawa biskuit dan susu. Hal tersebut,
mencerminkan model pelayanan yang sangat jauh dari ekspektasi,” keluhnya.
Anggaran untuk
penanganan pasien gizi buruk yang tercantum dalam APBD 2 Kabupaten Bima, diakuinya
tidaklah sedikit. Tetapi, mencapai miliaran rupiah. “Namun, kinerja dalam
menangani kasus gizi buruk ini tidak berbanding lurus dengan besarnya anggaran
yang sudah dipatok kedalam APBD 2 Kabupaten Bima. Model penanganan terhadap
Julfa ini, merupakan salah satu indikator tentang lesunya kinerja Pemerintah
terkait penangaan pasien gizi buruk. Padahal, penanganan pasien gizi buruk harus
lebih diperioritaskan dan itu masuk kedalam Program Nasional (Prognas),”
terangnya.
TKSK Monta Kabupaten Bima, Kisman Dua Ribu |
Kehidupan rumah
tangga orang tua bayi mungil ini ungkapnya, hingga kini masih dalam kondisi
yang tidak akur alias tak harmonis. Ceritanya, setahun silam Raodah berangkat
ke Arab Saudi untuk menjadi TKI. Namun saat yang bersangkutan ke Arab Saudi,
sang suami menikah lagi dengan wanita lain asal Desa Monta, Kecamatan Monta.
“Setelah
kembali ke Bima, Raodah kembali tinggal bersama suaminya hingga hamil dan akhirnya
melahirkan bayi dengabn berat badan tak ideal bernama Julfa ini. Kondisi bayi
yang lahir dengan tidak normal itu, salah satunya diduga karena kondisi rumah
tangga Raodah dengan suaminya yang demikian,” duga Kisman.
Semenjak
suaminya menikah lagi dengan wanita lain tersebut, Raodah jarang sekali
dikunjungi. Kecuali, sang suami hanya sesekali saja datang mengunjungi Raodah. “Suaminya
lebih dominan tinggal di rumah isteri keduanya, sementara Raodah dan anaknya
tinggal di rumahnya sendiri di Dusun Sorimbani Desa Sondo. Kendati demikian,
hingga kini Umar dan Raodah belum bercerai. Dan si Raodah juga rela dimadu,”
beber Kisman.
Singkatnya, hingga
kini pasien gizi buruk tersebut sedang dirawat di RSUD Bima. Atas nama TKSK,
pihaknya jyuga belum tahu apakah yang bersangkutan sudah memiliki BPJS-Jampersal
atau sebaliknya. “Masalah itu yang belum kami tahu secara pasti, oleh karenanya
akan kami telusuri lebih lanjut,” paparnya.
Siingkatnya,
kondisi yang menimpa pasien gizi buruk yang lahi dari keluarga miskin tersebut,
menuntun tanggungjawab Pemerintah untuk menanganinya hingga sembuh total. Sementara
terkaitb penanganan medis yang sebelumnya cenderung lemah hingga tak memberi
dampak positif bagi perubahan kondisi Julfa, didesaknya agar segera dihentikan.
“Ketegasan kami selaku TKSK, mulai saat ini Julfa
tidak boleh lagi dibawa pulang ke rumahnya sebelum dinyatakan sembuh secara
total. Bicara resiko pembiayaan bagi kesembuhan pasien ini, itu sudah
ditanggung penuh oleh Negara. Oleh karenanya, menyembuhkan Julfa ini secara
total adalah tugas dan tanggungjawab para medis yang ada di BLUD Bima,” pungkas
Kisman. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda