“Mereka Yang Terlupakan-Hidup Digubuk Layaknya Kandang Kambing”
-Video Nyata Soal Mereka Terlampir di Penghujung Berita-
Visioner Berita Bima-Pada sebuah lokasi di sebelah barat
kantor KPUD Kabupaten Bima di Desa Panda, Kecamatan Palibelo-Kabupaten Bima
itu, terdapat sebuah lokasi yang didalamnya dihuni oleh sekitar belasan orang
warga. Di lokasi itu, terdapat sebuah pemandangan “miris-mengundang air mata”, karena
mereka hidup di masing-masing gubuk “layaknya kandang kambing”. Catatan penting
yang diperoleh Visioner saat melakukan investigasi menyebutkan, sekitar 20
tahun mereka tinggal di lokasi itu. Pihak-pihak penting menyebutnya, “mereka
adalah manusia yang terlupakan dari sisi perhatian” oleh Pemerintah. Lantas
kemanakah nurani itu berada?.
Atas keraguan tersebut, mereka
memilih tetap hidup di lokasi itu pada masing-masing pekarangan dengan luas
seadanya yang diberikan oleh Pemerintah. Sementara status tanah pekarangan yang
dihuni oleh 4 Kepala Keluarga tersebut, masih menjadi milik negara. Yang tak
kalah memprihatinkan, gubuk mereka terbuat dari kayu, berdindingkan karung plasting, beratapkan daun kelapa, berdindingkan bilik yang terbuat dari bambu tetapi sudah rusak alias bocor karena rapuh dan berlantaikan tanah tanpa tikar
Karena bantuan yang dinilai tak
maksimal dari Pemerintah tersebut, untuk menyambung hidup dari belasan warga
tersebut hanya diperoleh dari bantuan pemberian orang yang memiliki rasa iba
(kasihan). “Ada beberapa Hamba Allah
yang datang memberikan bantuan berupa beras, minyak goreng dan pakaian layak
pakai untuk mereka. Dan hal tersebut, sesekali saja untuk mereka, maksudnya
jarang terjadi. Jika dihitung 5 Kg untuk tiga bulan per masing-masing KK, itu
jauh dari kata cukup. Logikanya, untuk makan ayam piaraan saja lebih dari 5 Kg
per bulannya,” tegasnya.
Alasan Pemerintah sehingga tidak
lagi melayani dari sisi medis katanya, karena seluruh warga yang tinggal di
lokasi itu sudah tidak lagi di derita oleh penyakit kusta. “Pemerintah tidak
melayani kami secara medis karena alasan sudah tidak lagi menderita kusta,
namun ketika warga di sini sakit tak satu orangpun dari Pemerintah yang datang
memperhatikan. Yang namanya manusia hidup, terpaan sakit itu jelas tidak bisa
dielakkan,” terangnya.
Singkatnya, liputan langsung
Visioner di lokasi itu menjelaskan tentang adanya fakta-fakta tak terbantahkan.
Diantaranya, warga minim perhatian, jauh dari pelayanan di bidang
kesehatan-warga sakit tentu membutuhkan pelayanan segera, hidup digubuk
layaknya kandang kambing yang dinilai justeru memperparah kondisi prikologisnya
karena bersamaan dengan cuaca tak bersahabat bersamaan dengan musim hujan,
butuh diberdayakan, peningkatan pemberian bantuan selayaknya manusia dalam
setiap bulannya hingga pada adanya perhatian memperbaiki rumah mereka layaknya
tempat tinggal warga lainnya.
Bantuan berupa sembalo, diketahuinya
diberikan oleh Pemkab Bima. Namun besarnya dan model bantuannya, Yan mengaku belum
mengetahui secara spesifik. Menjawab pertanyaan aoakah Pemerintah masih
menganggap belasan warga tersebut adalah manusia yang membutuhkan bantuan dan
pelayanan dalam berbagai aspek sebagaimana mestinya, sedikitpun Yan pun tidak menafikannya.
Namun untuk memastikan apa yang sudah dilakukan dan akan dilaksanakan oleh
Pemerintah, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak Dikes dan Dinas
Sosial Kabupaten Bima. “Insya Allah secepatnya informasi ini akan kami
koordinasikan dengan Dikes, Disos dan Bupati Bima,” ujarnya. (TIM VISIONER)
Potret Nyata di Perkampungan "Mereka Yang Terlupakan di Panda" itu |
Puluhan warga yang sudah puluhan
tahun berada di lokasi itu, semula semuanya mengidap penyaklit kusta. Dari data
yang diperoleh Visioner, juga menyebutkan bahwa mereka sudah lama sembuh dari
penyakit kusta atas penanganan yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima. Hanya saja, mereka ingin kembali hidup bersama masyarakat seperti
sediakala alias pulang ke rumahnya masing-masing di Wera, Sape, Tonggorisa, Wawo dan Kota Bima.
Namun, mereka mengaku tidak lagi tahu apakah masih memiliki rumah atau
sebaliknya.
Gubuk salah satu KK di sana |
Sungguh jauh dari sebuah kondisi
yang layak, itulah fakta dari kondisi yang terpampang di lokasi yang menampung
puluhan warga tersebut. Masih dalam catatan yang diperoleh Visioner, pada
setiap tiga bulan, masing-masing KK hanya menerima bantuan berupa beras sebesar
5 Kg dari Pemerintah melalui Dinas Sosial (Disos) Kabupaten Bima. Selain itu,
Pemerintah juga membantu alat penarangan berupa listrik untuk masing-masing KK.
Perangkat memasak yang mereka miliki, terlihat bukanlah seperti warga selayaknya. Dapurnya terbuat dari tanah liat, api yang dari kayu bakar, perlalatan memasak yang dinilai sudah tidak layak, demikian pula piring serta sendoknya. Sungguh sangat memprihatinkan, itulah kalimat yang pantas disebut di atas sebuah kondisi kehidupan mereka.
Kemarin (19/2/2018), Visioner
bersama seorang warga ikut mendampingi moment investigasi. Seorang warga tersebut,
mengaku sangat tahu tentang bagaimana kondisi kehidupan mereka. “Dari 4 KK
tersebut, ada dua KK yang sudah berkeluarga (suami-isteri) dan dua KK lainnya
masih bujang. Terdapat 8 orang anak dengan kategori tunawisma, dan satu orang
terkategori idiot di lokasi ini. Sementara yang diduga mengidap gila ada dua
orang, naun tidak dipasung, dan satunya lagi diduga memiliki cacat secara
mental,” ungkap seorang warga tersebut.
Masih soal tempat tinggal "Mereka Yang Terlupakan" itu |
Pengakuan yang sama, juga datang
dari seorang warga yang dituakan di lokasi itu-sebut saja Abakar. Diakuinya,
selain mendapatkan bantuan beras masing-masing 5 Kg per KK dari Pemerintah,
pihaknya juga mendapatkan bantuan beras, minyak goreng, gula dan pakaian layak
pakai dari hamba Allah.
“Puluhan tahun sudah kami berada di lokasi
ini. Gubuk kami tidak perlu diceritakan seperti apa, sebab anda sendiri sudah
melihatnya secara langsung. Kami ingin kembali ke kampung halaman seperti
sediakala, namun kami tidak tahu apakah kami masih punya rumah atau keluarga.
Atas dasar keraguan itu, kami memilih tetap hidup di lokasi ini,” papar Bakar.
Pada masing-masing pekarangan
yang dimiliki oleh per KK di lokasi itu, pihaknya bisa memanfaatkannya untuk
menanam ubi-ubian dan sayur-sayuran sebagai penyambung hidup. Soal kesehatan
warga setempat, setelah pihak Dikes Kabupaten menyatakan sudah tidak ada
masalah dengan penyakit kusta yang menderanya, pihaknya sudah tidak lagi
mendapatkan pelayanan medis.
“Yang paling bermasalah adalah ketika warga
menderita sakit. Sebab, sampai saat ini sudah tidak ada lagi tenaga medis yang
datang ke sini. Sekarang saja, terdapat 9 orang warga yang menderita flu, demam
dan mencret. Intinya, kami sudah lama ditinggalkan oleh pelayanan medis dari
Pemerintah,” tandasnya.
Lagi, sebuah kondisi di sana -mendesak makna dari kata hati |
Lepas dari itu, tahun 2012
pihaknya pernah menerima bantuan berupa Sembako dari pihak lain yang bukan dari
Pemerintah, yakni beras sebanyak 50 Kg, mie instant dan pakaian layak pakai. Tahun 2016, pihak di luar Pemerintahan
tersebut kembali datang memberikan bantuan berupa 30 bungkus nasi dan uang
tunai seadanya. Dan tahun 2018 ini, pihak di luar Pemerintahan juga datang
memberikan Sembako berupa beras 50 KG dan lainnya termasuk selimut, serta membantu pembuatan MCK dan Pompa Air. “Oleh
karenanya, kami berterimakasih kepada pihak di luar Pemerintah yang datang
memberikan bantuan tersebut,” tuturnya.
Menjawab pertanyaan tentang apa
harapannya kepada pihak Pemerintah, pihaknya tidak ingin meminta yang
berlebihan. Kecuali membantu alat-alat masak, perbaikan gubuk menjadi rumah
yang layak dihuni, pemberian bibit ternak berupa kaming dan ayam yang dapat
dipelihara untuk menyambung hidup.
“Kendati dalam kondisi fisik yang
seperti ini, kami bisa melakukan sesuai seadanya. Misalnya beternak, menanam
sayur-sayuran untuk menyambung hidup. Oleh karenanya, kami mohon adanya
kepedulian dari Pemerintah. Sebab, kami juga adalah warganya yang juga
membutuhkan pelayanan seperti warga-warga lainnya,” pintanya.
Tertangkap Camera, Hamba Allah yang sedang membuat Pompa Air dan MCK untuk "Mereka Yang Terlupakan" |
Hingga berita ini di tulis, Kasubag
Pemberitaan dan Informasi pada Bagian Humas Setda Kabupaten Bima, Ruslan S.Sos
belum berhasil dikonfirmasi. Namun mantan Kasubag Pemberitaan dan Informasi, Yan
Suryadin M.Si yang dimintai komentarnya mengakui adanya belasan warga yang
semula menderita kusta dan tinggal di lokasi itu.
“Ya, memang mereka tinggal di
lokasi yang agak jauh dari perkampungan warga. Itu dikarenanya, semula mereka
menderita penyakit kusta. Mereka tak lagi dilayani dari kesehatan, karena dulu
yang kami tahu bahwa pihak Dikes sudah menyatakan bahwa mereka sudah tidak lagi
menderita Kusta,” sahutnya.
Inilah Video Nyata di gubuk M. Tahir ("Mereka Yang Terlupakan")
Tulis Komentar Anda