Kesigapan Puskesmas Donggo Patut Diapresiasi, Korban Keracunan Nasi Kotak Sudah Dipulangkan
Kepala Puskesmas Donggo, Sri Hartati, Ak (kiri) bersama suami (Kanan) |
Visioner Berita Bima-Doa publik agar puluhan korban keracunan
nasi kotak di Kecamatan Donggo-Kabupaten Bima segera pulih, akhirnya
terkabulkan. Seiring dengan hal itu, perjuangan keras sejumlah pihak termasuk
Puskesmas Donggo dan Dokter Jatmiko di Kecamatan Bolo yang berpatitispasi aktif
menyebuhkan puluhan korban pun patut diapresiasi.
Kepala Puskesmas Donggo, Sri Hartati, Ak menjelaskan, jumlah korban keracunan nasi kotak tersebut sebanyak 52 orang. “Sementara
jumlah keseluruhan yang makan nasi kotak tersebut adalah 50 orang lebih. Yang menderita mual-muntah, itu
sebanyak 52 orang. Kategori korban menderita akibat nasi kotak tersebut, ada
yang agak berat dan ada pula yang terkonotasi ringan (rawat jalan namun
penanganannya oleh Puskesmas). Penanganan medis terhadap seluruh korban sudah
selesai, dan mereka sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing pada Senin
(4/2/2018) kemarin sekitar pukul 12.15 Wita,” jelas Hartati kepada visioner,
Selasa (5/2/2018).
Hartati kemudian menjelaskan, jumlah
korban keracunan nasi kotak yang dirawat sebanyak 18 orang, tersebar di
sejumlah tempat. Maksudnya, ada yang dirawat di Puskesmas Donggo sebanyak 7, di
Rumah Sakit Persiapan Sondosia sebanyak 2 orang, di Polindes Palama Kecamatan
Donggo sebanyak 5 orang. “Ada juga yang meminta dirawat di rumah, tapi
penanganannya oleh Puskesmas, dan belasan orang pula yang kita rawat di
Puskesmas,” tandasnya.
Selama penanganannya terhadap
korban tersebut, pihaknya tidak menemukan kendala. Namun diakuinya pula, ada
korban yang dirawat jalan. “Yang dirawat jalan, setelah korban diberikan obat,
kita tetap memantau kondisinya. Sementara seluruh biaya bagi penanganan puluhan
korban keracunan tersebut, sepersenpun tidak pernah kami tarik. Sementara
sampling makanan sisa santapan korban, itu sudah dibawa ke laboratorium Dinas
Kesehatan (Dikes) pada Senin pagi (4/2/2018). Dan sebahagian sampling makanan
tersebut, sudah diambil oleh pihak Polres Bima Kabupaten,” terangnya.
Sementara hasil pemeriksaan laboratorium atas
sampling makanan tersebut, diakuinya sampai detik ini pihaknya belum
mengetahuinya. Kecuali, pihaknya masih menunggu dari pihak Dikes. Terkait kasus
ini, Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap tukang masak, dan
termasuk petugas Puskesmas. “Harapannya sich, kejadian ini kedepannya tidak
terulang lagi,” harapnya.
Sampling makanan yang diambil
oleh Polisi, bukan saja sisa makanan-tetapi juga hasil muntahan korbannya. “Jika
sampling makanan tersebut tidak bisa ditemukan melalui laboratoium Dikes Bima,
maka akan dibawa ke Laboratoium Forensik (Labfor) di Bali. Kita doakan saja
agar hasil laboratorum dari Dikes Kabupaten Bima tersebut segera diketahui bersama,”
pintanya.
Ibu Jana sebagai tukang masak,
diakuinya merupakan langganan pihaknya yang sudah berlangsung beberapa tahun.
Namun, baru kali ini hasil masakannya melahirkan dampak buruk bagi puluhan
korban. “Selama ini setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Donggo, kami
selalu berpesan ke Ibu Jana. Bukan saja pihak Puskesmas Donggo yang selama ini
memesan nasi kotak, tetapi juga ada instansi lainnya. Dan selama ini, tidak ada
masalah seperti sekarang ini,” tuturnya.
Sebelum kejadian keracunan yang
menimpa puluhan korban tersebut, pihaknya mengadakan kegiatan di Desa Mpili
Kecamatan Donggo. Pada kegiatan dimaksud, pihaknya memesan nasi kotak melalui
Ibu Jana. “Pada kegiatan tersebut tidak ada masalah dengan peserta latihan yang
makan nasi kotak dari Ibu Jana. Dan dalam kegiatan UKS pada Selasa Minggu lalu
tepatnya sebelum kejadian, kami juga memesan nasi kotak ke Ibu Jana. Saat itu
pun tidak ada masalah, namun masalah itu muncul pada Sabtu (2/2/2018),
maksudnya puluhan pasien keracunan akibat nasi kotak,” paparnya.
Singkatnya, Hartati menjelaskan,
jumlah nasi kotak yang dipesan ke Ibu Jana sebanyak 50 kotak. Sementara peserta
pelatihan Dokter kecil yang diundang oleh pihaknya, yang hadir berjumlah 32 orang.
“Dari jumlah nasi 50 kotak, yang makan sebanyak 64
orang. Setelah mereka membawa pulang nasi kotak tersebut, dimakan dengan orang
tuanya di rumahnya masing-masing. Jadi jumlah yang mengkonsumsi nasi tersebut
adalah sebanyak 64 orang. Sedangkan yang menderita sakit, status yang dirawat
di Puskesmas dan di Polindes sebanyak 18 orang, dan yang dirawat ringan
kemudian langsung pulang sebanyak 34 orang. Sedangkan yang tidak sakit tetapi
mengkonsumsi nasi kotak tersebut, sebanyak 13 orang,” pungkasnya. (Rizal/Buyung/Wildan
Tulis Komentar Anda