Kesbangpol dan FKDM Desak Hentikan Berita Berbau SARA dan Provokatif
Muhammad Irfan HM. Nur S.Sos |
Visioner Berita Bima-Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Bakesbangpol) Kabupaten Bima, beberapa hari lalu menggelar kegiatan silaturahmi
dan pertemuan penting dengan dengan sejumlah wartawan. Pada pertemuan itu,
wartawan didesak untuk membuat berita yang mengandung unsur SARA dan terkesan
provokatif.
Kepala Badan (Kaban) Kesbangpol
kabupaten Bima melalui Kabid Pengkajian Strategis dan Penanganan Konflik, Irfan
H M Nor S.Sos menjelaskan, silaturahmi tersebut merupakan bagian dari
penanganan dan pencegahan potensi konflik. Untuk menciptakan stabilitas daerah
yang kondusif. “Intinya silaturahmi ini, ada beberapa hal yang perlu
disampaikan ke media, sesuai dengan hasil rapat komunitas intelejen daerah
beberapa waktu lalu,” jelasnya, kemarin.
Ungkap Irfan, beberapa pekan
terakhir marak beredar pemberitaan berbau SARA dan bernuansa provokatif. Untuk
mencegah dan mendeteksi dini hal-hal tersebut, Bakesbangpol berinisiatif
melaksanakan kegiatan silaturahmi. “Inilah pertimbangn kami untuk
bersilaturrahmi dengan rekan-rekan wartawan. Oleh karenanya, kami berharap
media lebih arif dan bijak untuk tidak memberitakan hal-hal yang berbau SARA, menghindari terjadinya
konflik horisontal,” harapnya.
Sementara Ketua Forum Kewaspaaan
Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Bima, Dr Arif Sukirman MH mengungkapkan,
banyaknya pemberitaan yang berbau konflik, membuat orang berfikir bahwa Bima ini
sarat dengan instabilitas. Terhadap kasus ini, Arif menegaskan agar siapapun
tidak mencari siapa yang salah dan benar. “Dalam menyajikan sebuah berita,
wartawan mampu bersikap profesional dan menyajikan berita yang berimbang,”
tuturnya.
Drs. Arif Sukirman, MH |
Arif mengungkapkan, perhatian
pemerintah daerah terhadap pemanfaatan dan pemberdayaan organisasi yang
dibentuk, sangat kurang. Pemerintah daerah diminta untuk mengurangi anggaran
pembangunan fisik dengan melihat banyaknya isu SARA yang muncul. Misalnya,
kegiatan FKDM tidak dapat berjalan secara optimal terkait melakukan
pendeteksian dan pencegahan dini terkait konflik karena anggaran yang disepakti
oleh pemerintah dengan nilai yang sangat minim.
“Kami juga mencium adanya
anggaran bagi penanganan konflik yang diarahkan ke Bagian lainnya di Pemkab Bima.
Itu sudah salah jalur, oleh karenanya
Baksebangpol ini harus dioptimalkan anggarannya untuk hal itu,” desaknya.
Pada konetk anggaran, pemerintah diakuinya lebih fokus
pada pembangunan fisik, bukan kepada program pembangunan manusianya. “Jika
sering ke luar daerah, buktikan apa hasilnya dan seperti apa. Jika tidak, maka
sebaiknya kurangi ke luar daerah, tetapi lebih fokus kepada pembangunan manusia
di Kabupaten Bima ini. Sebab, konflik yang terjadi hingga menghambat lajunya
pembangunan itu bersumber dari manusianya. Semoga kita semua bisa berpikir
jernih,” imbuhnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda