Setelah Pohon Tumbang-Korban Meninggal, Kini Rumah Warga Rata Jadi Tanah Akibat Gempa Bumi
Inilah rumah Faimah yang rata jadi tanah dihajar gempa tektonic (31/1/2018) |
Visioner Berita Bima-Dua hari lalu, tepatnya Senin
(29/1/2018)-Kota Bima berduka. Betapa tidak, seorang siswi asal SMAN I Kota
Bima bernama Anis Istiqomah meninggal dunia karena tertimpa phon tumbang akibat
angiin kencang di Tamanria-Kota Bima. Kejadian yang berlangsung pada siang hari
tersebut, juga mengakibatkan sejumlah korban lainnya mengalami luka serta
sebuah motor Honda Vario pun ikut hancur.
Dunia pendidikan tampaknya masih
berduka atas kepergian warga asal Kelurahan Melayu-Kota Bima tersebut (Anis
Istiqomah), demikian pula keluarga, sahabt, teman dan kerabat yang
ditinggalkannya. Pihak medis di RSUD Bima telah berusaha keras menanganinya,
namun Takdir justeru berkata beda (Anis menghembuskan nafasnya yang terakhir
dalam statusnya sebagai seorang pelajar). Sementara korban luka lainnya, hingga
kini dikabarkan masih dirawat di RSUD Bima.
Kisah nyata soal kepergian Anis
telah berlalu, tetapi peristiwa angin kencang itu juga melahirkan akibat
lainnya yang tak kalah dahsyatnya. Yakni, lahan pertanian jagung warga di
sejumlah wilayah di Kabupaten Bima, Dompu dan di Sumbawa juga dihadapkan dengan
kerusakan teramat parah. Bupati Bima Hj. Indah Dhmayanti Putri bersama jajaran
terkait termasuk BPBD setempat, pun sigap turun ke lapangan. Tujuannya, lebih
kepada melihat langsung tentang kondisi lahan pertanian warga serta rumah
hancur akibat angin kencang dimaksud.
Bupati bersama jajarannya turun
ke lapangan, tepatnya pada Selasa (30/1/2018). Sejumlah Kecamatan di Kabupaten
Bima termasuk di Kecamatan Donggo dan Soromandi, juga disambangi oleh Bupati
Bima. Berbagai catatan penting, p[un ada ditangan Bupati Bima dan BPBD setempat
terkait kerugian warga akibat angin kencang. Pada moment itu pula, Bupati Bima
juga mendesak pihak BPBD agar segera melakukan pendataan sesegera mungkin,
dirumuskan dan kemudian disikapi oleh Pemerintah.
Saat turun ke lapangan, Bupati
juga menghimbau kepada warga di manapun berada agar tetap waspada terhadap
cuaca ekstrem yang terjadi dan kemungkinan besar masih akan berlangsung dalam
beberapa hari kemudian. Selain itu, Bupati Bima juga mengaku sangat prihatin
terhadap musibah yang menimpa warganmya. Namun demikian, Bupati berharap agar
warga bersabar menghadapi cobaan dalam bentuk angin kencang dimaksud. Catatan
sejumlah awak media menjelaskan, Bupati Bima turun memantau sejumlah wilayah
akibat angin kencang dimulai sejak pagi hingga siang hari.
Setelah peristiwea angin kencang berujung
malapetaka itu, Rabu (31/1/2018), Bima kembali diguncang gempa bumi. Gempa bumi
yang terjadi, berlangsung selam dua kali dengan jarak waktu yang tak terlalu
jauh. Gempa pertama, terjadi gempa
tektonik 5,1 SR, pukul 08.55 Wita pada 7.88 LS 118.8 LT kedalaman 30 KM. Sementara
gempa adalah 60 KM arah timur Kota Bima. Kemudian gempa susulan dengan kekuatan
5,2 SR pukul 10.03 Ls 7,88 bujur timur 118.81 kedalaman 26 KM dengan Lokasi
laut flores.. terasa hentakan agak lbih kuat dari yg pertama. Korban jiwa
akibat gempa berdasarkan laporan pihak BPBD Kota Bima, tercatat nihil.
TKSK Wera tinjau rumah Faimah yang dihajar gempa tektonic (31/1/2018) |
Yang tak kalah memprihatinkannya
lagi, gempa bumi tersebut juga menyisakan peristwa dahsyat di Dusun Sancara
Desa Tawali, Kecamatan Wera-Kabupaten Bima. Sebuah rumah panggung 9 tiang yang
terbuat dari kayu jati milik Faimah, rata jadi tanah dihajar gempa bumi
tektonic tersebut. Kejadian tersebut, berlangsung pada pukul 9.33 Wia, tepatnya
di saat faimah dan anak-anaknya sedang nonton televisi.
Informasi ini, diperoleh Visioner
melalui TKSK Wera-Kabupaten Bima, Jokomalis pada Rabu siang (31/1/2018).
Menurut data sementara pihaknya, kerugian korban akibat gempa tektonic tersebut
yakni sekitar Rp18 juta. “Tak ada korban jiwa pada kejadian ini, kecuali
rumahnya rata jadi tanah. Kerusakan yang terjadi selain rumah, juga da perabot
rumah tangga korban. Antara lain tempat tidur, peralatan dapur dan sejumlah
kerusakan lainnya,” jelas Jokomalis.
Jokomalis kemudian mengakui,
beberapa pihak termasuk Polsek Wera dan aparat Desa Tawali juga sudah mengecek
langsung penderitaan yang menimpa korban akibat gempa itu. “Hingga kini, kami
terus melakukan pendataan kongkriet tentang total kerugian yang dialami korban
gempa bumi ini. Alhamdulillah, tak ada korban meninggal maupun luka-luka akibat
gempa bumi ini. Sebab saat kejadian berlangsung, korban dan keluarganya
langsung menghindar dan kemudian menyelamatkan dir di pekarangan dan rumah
tetangga terdekat,” terangnya.
Aklibat rumahnya rata jadi tanah
akibat gempa bumi tersebut, Joko menyatakan bahwa untuk sementara waktu korban
terpaksa hidupo menumpang di rumah keluarganya. Selain itu, Jokomalis juga
mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima agar segera menyikapi musibah yang
dialami oleh korban gempa bumi dimaksud.
“Aparat Kecamatan Wera dan
jajarat terkait, diharapkan agar segera merumuskan langkah-langkah kongriet
untuk segera menjawab tutuntan serta kebutuhan korban gempa bumi yang
berprofesi sebagai petani itu (Faimah). Intinya, nurani kita semua harus segera
terketuk untuk menjawa kata hatinya korban gempa bumi ini,” pinta Jokomalis.
Tampak guru di salah satu sekolah di Kota Bima memulanmgkan muridnya karena gempa tektonic (31/1/2018) |
Atas musibah yang menimpa Faimah
tersebut, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak BPBD Kabupaten
Bima agar segera turun ke lapangan guna melihat langsung sekaligus pendataan
tentang kondisi korban, pendataan terhadap kerugian yang dialami oleh korban
akibat gempa bumi tektonic ini.
“Insya Allah akan tetap kami
bantu setelah dilakukan pendataan. Dan Insya Allah juga, seluruh SKPD dan OPD
akan berurunan untuk membantu korban seperti yang dilakukan di Desa Kala, Kecamatan
Donggo. Maksudnya, Bupati Bima memberikan bantuan kepada salah satu korban yang
rumahnya rusak akibat angin kencang di Desa Kala, Kecamatan Donggo (30/1/2018).
Sementara untuk Faimah ini, Insya Allah akan tetap kami bantu,” janjinya.
Selain prihatin atas musibah yang menimpa Faimah,
pihaknya juga menyarankan agar masyarakat di manapun berada tetap waspada
terhadap cuaca yang dinilai masih ekstreem hingga saat ini dan kemudian
kemungkinan besar masih akan berlangsung dalam beberapa hari kedepan sesuai penjelasan
pihak BMKG. Misalnya angin kencang, cuaca di laut dan perstiwa pohon tumbang. “Mari
kita semua selalu waspada, jaga anak-anak agar tidak keluar rumah. Sebab,
akhir-akhir ini kita dihadapkan dengan cuaca yang sangat ekstreem,” imbuhnya. (Rizal/Buyung/Wildan)
Tulis Komentar Anda