Di Kota Bima, Puluhan Tahun Duda dan Janda “Menderita-Pemerintah Hanya Tutup Mata”
Inilah kondisi rumah Muhammad Ahi sebelum dibedah |
Visioner Berita Kota Bima-Di bantaran
sungai Padolo Kota Bima, tepatnya di RT10/03 Kelurahan Paruga terdapat sebuah
pemandangan miris hingga menggugah air mata siapapun yang melihatnya. Yakni ada
sebuah gubuk yang tak layak dihuni milik seorang pemulung-sebut saja Muhammad
Ahi. Selama sekitar 40 tahun, duda tujuh anak yang ditinggal mati oleh
isterinya ini, hidup di gubuk beralaskan tikar, atap bocor, dan seluruh
dindingnya rapuh.
“Beginilah kehidupan
kondisi kehidupan yang saya alami selama puluhan tahun. Setiap musim hujan
tiba, saya dan seluruh perabot seadanya harus basah karena atap rumah yang
bocor. Selama itu pula, kedinginan sangat teraa karena dinding rumah yang sudah
rusak pada semua sisi. Akibat lain yang ditimbulkannya, saya sakit dan sampai
sekarang belum sembuh total,” papar Muhammad Ahi yang didampingi anaknya yakni Firdaus
dengan nada luluh, Senin (1/1/2018).
Karena kondisi kehidupan
dalam kategori “kemiskinan terkategori akut”, memicunya tak berdaya untuk
memperbaiki gubuknya. Rasa-rasanya sudah lama ia ingin hidup layak seperti
tetangga di sekelilingnya. Namun, penghasilannya sebagai pengumpul barang bekas
(Pemulung) pada etiap bulan rata-rata sekitar Rp150 ribu-Rp200 ribu.
“Pendapatan sebesar itu
tidak cukup untuk makan sebulan. Maka untuk menutupi kebutuhan hidup pada
setiap bulannya, anak saya membantunya dengan cara menari nafkah sebagai kuli
bangunan. Anak saya menjadi kuli bangunan, itu tidak setiap hari. Tetapi,
kadang-kadang ada yang orang yang memanggilnya saja,” tandasnya.
Banjir bandang ang
melanda Kota Bima tertanggal 21 dan 23 Desember 2016, Duda berbadan tinggi,
berkulit hitam manis yang pembicaraannya terbata-bata karena sakit ini mengaku,
gubuk dan isinya tak luput dari hajaran bencana. “Gubuk ini hancur dihajar
banjir bandang, dan isinyapun ikutan ludes. Saat itu kami harus mengungsi ke
Masjid Sultan Muhammad Salahudin, dan saat itu diberikan juga nasi bungkus. Bantuan
lain yang diberikan oleh Pemerintah saat itu, yang kami terima hanya biaya
pembersihan sebesar Rp500 ribu. Selain itu, tidak ada bantuan yang kami
terima,” ungkapnya.
Untuk rumah yang
mengalami kerusakan rumah dengan perabotan yang ludes terbawa banjir, Pemerinta
Kota (Pemkot) Bima katanya, hanya datang mencatat, meminta KTP dan Kartu
Keluarga (KK) dengan janji akan membantu memperbaikinya.
“Setelah mencatat sampai
sekarang, pihak Pemkot Bima tak pernah datang lagi, apalagi membantu seperti
yang dijanjikannya. Padahal, kami sangat berharap untuk dibantu, tetapi itulah
kenyataannya. Sebagai bangsa, kami punya hak untuk diperhatikan oleh
Pemerintah. Namun kenyataannya, sampai saat ini kami tak pernah disentuh,”
terangnya.
Dia kemudian mengaku,
Pemkot Bima pernah membantu memperbaiki gubuknya. Yakni tahun 2010, tepatnya di
pada zaman Walikota Bima, Almarhum Drs. HM. Nur. HA. Latief. Namun, gubuk
tersebut hanya satu kamar saja yang diperbaiki. “Ya, saat itu hanya satu kamar
saja yang diperbaiki. Sementara kamar-kamar yang lainnya tidak disentuh. Kami
juga tidak tahu berapa anggaran perbaikanna saat itu. Karena, kami tidak
diberitahu. Kecuali, tahunya hanya menerima perbaikan pada satu kamar saja.
Selepas Pemerintahan Nurlatif, gubuk ini sudah tak pernah lagi disentuh,”
jelasnya.
a
Kendati kondisi gubuk
yang demikian dan kemiskinan yang terus menerpanya, dia mengaku tidak pernah
datang meminta kepada Pemerintah agar memperhatikannya. Dan pihak Kelurahan
Paruga, pun tak pernah datang meliriknya.
“Lurah Paruga hanya
datang melihat kondisi sungai Padolo, sementara kondisi gubuk dan kehidupan
saya tidak pernah dilriknya. Oleh karenanya, sebagai bangsa yang wajib
diperhatikan, kami sangat sedih. Sudahlah, cukup kami yang merasakan kesedihan
ini. Hal yang sama, tidak boleh terjadi pada warga miskin lain yang ada di
Kota. Maksudnya, jangan lagi mereka merasakan hal yang seperti yang kami alami
selama puluhan tahun,” harapnya dengan nada sedih.
Lepas dari Muhammad Ahi,
ternyata kondisi kehidupan yang tak kalah parahnya aias potret kemiskinan
“dalam kategori akut”, juga menimpa
seorang janda dengan kondisi mata buta bernama Aminah (76), warga RT 04/02
Kelurahan Manggemaci Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima. Gubuk janda dengan
kondisi mata buta ini, juga terkuak sudah sangat lama tidak pernah dijamah oleh
Pemkot Bigma. Ganasnya musibah banjir bandang yang melanda Kota Bima di
penghujung Desember 2016, juga praktis menghancurkan rumah dan isinya milik
Aminah ini.
Janda dalam kondisi mata
buta ini, tanpaknya juga harus berhadapan dengan kesedihan yang luar biasa.
Bentuknya, tidak pernah menerima bantuan dalam bentuk apapun kendati rumah dan
seisinya dihajar oleh banjir bandang.
Sementara untuk menyambung hidup di atas kemiskinian “terkategori akut”,
Aminah hanya dibantu oleh anaknya yang juga berstatus janda-bekerja sebagai
tukang cuci keliling yakni Nurmala. Nurmala ini, merupakan alumni SMAN Kota
Bima.
Tanpak rumah milik Ahi setelah dibedah oleh alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima |
Alumni SMPP/SMAN 2 Kota
Bima Hadir Sebagai Penolong
Atas kondisi miris yang
menimpa tiga orang warga Kota Bima tersebut, tampaknya Allah sukses mengetuk
nurani umat untuk membantu sesama. Maksudnya, Alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima
angkatan tahun 1979-2016 yang tersebar di seluruh Indonesia langsung bergerak
mengumpulkan dana (anggaran) untuk membantu membangun rumah ketika warga ini. Irjend
Pol Drs. H. A. Kamil Razak, SH, MH merupakan Pembina Alumni SMPP/SMAN 2 kota
Bima. Sementara Ir. H. Muhammad Taswin bertindak sebagai Ketua Umumnya.
Setelah berjuang keras
melakukan penggalangan dana terhadap seluruh alumni melalui panitia bedah rumah
yang dibentuknya pada dunia pendidikkan tersebut, akhir Kamil dan Taswin
menjawab penderitaan dan air mata yang sudah sekian lama menimpa tiga warga
dimaksud. Tertanggal 5 November 2017, pihak amulmni SMPP/SMAN Kota Bima
menyulap gubuk milik Aminah hingga kini menjadi sangat layak nuntuk dihuni.
Angaran yang dipergunakan untuk membangun rumah Aminah adalah sebesar
Rp23.589.500. Kini Aminah dan Nurmala sudah tinggal dirumah layak huni.
Keduanya pun berterimakasih kepada pihak Alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima.
Usai membangun rumah
Aminah, pihak Alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima yang didalamnya juga ada Wakil Ketua
DPRD Kota yakni Feri Sofiyan SH (kini jadi Calon Wakil Walikota Bima berpasangan
dengan HM. Lutfi Iskandar, SE sebagai Calon Walikota periode 2018-2023),
tertanggal 27 November 2017 membangun rumah milik Muhammad Ahi di Kelurahan
Paruga-Kota Bima. Setelah dibangun dengan biaya Rp21.555.500 yang dikumpulkan
kepada seluruh alumni pada dunia pendidikan tersebut, kini gubuk tak layak huni
itu sudah tampil sebagai rumah nyaman untuk tempat tinggal.
Karenanya, Ahi dan
keluarganya mengucapkan terimakasih kepada Kamil dan Taswin sebagai Nakhoda
Alumni pada dunia pendidikkan tersebut. Tak hanya itu, Tokoh Masyarakat Kampung Sigi yakni Siaeb mengaku
sangat kaget dengan upaya nyata yang membedah rumah Muhammad Ahi hingga layak dan
sudah sangat sangat nyamn untuk dihuni.
“Meski demikian, kami juga bangga dan
berterimakasih kepada Kamil dan Taswin sebagai pihak yang menakhodai upaya
mulia ini. Oleh karenanya, kita berharap agar upaya mulia ini menjadi modal
bagis seluruh alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima. Dan, semoga Allah juga memberkahi
kita semua,” papar Suaeb pada moment acara syukuran atas usainya acara bedah
rumah dimksud, Senin (1/1/2016).
Sementara itu, Irjend Pol Drs. H. A. Kamil,
SH, MH-pada moment syukuran atas tuntasnya bedah rumah milik Muhammad Ahi yang
juga dihadiri oleh Calon Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan SH dan Ir. H.
Muhammad Taswin, menyampaikan beberapa persoalan penting.
“Atas nam alumni SMPP/SMAN 2 Kota Bima ini,
kami merasa sedih dan gembira. Kami sedih, karena ada persoalan penting yang
terjadi ditengah-tengah kita semua. Dan kami gembira, karena rencana sederhana
melalui bedah rumah ini berhasil dicapai. Oleh karenanya, sebagai Pembina
Alumni SMPP/SMAN Kota Bima ini, saya perlu sampaikan apresiasi dan terimakasih
yang sangat mendalam kepada seluruh alumni pada dunia pendidikan ini yang telah
menggalang dana sehingga hajat bedah rumah sukses dilaksanakan,” ujarnya.
Kamil berjanji, upaya bedah rumah baik di Kota
maupun di Kabupaten Bima khususnya kepada warga yang kondisinya sama seperti
milik Muhammad Ahi dan Aminah akan terus berlanjut. Oleh karena itu, Kamil
mengharapkan dorongan semua pihak khususnya yang ada di Kota maupun Kabupaten
Bima.
“Doakan agar kami terus menjelajah bedah rumah
baik di Kabupaten maupun di Kota Bima. Sebab, masih ada warga yang berada di
tengah-tengah kita yang membutuhkan sentuhan yang sama. Yakni, seperti yang
dialami oleh Muhammad Ahi dan Aminah. Kepada seluruh alumni SMPP/SMAN 2 Kota
Bima di seluruh penjuru negeri ini, saya berharap agar menyisihkan Rp10 per
bulan untuk kepentingan beda rumah warga yang membutuhkan di Kota maupun
Kabupaten Bima. Insya Allah sedikit demi sedikit, apa yang kita sisihkan per
bulan untuk kepentingan bedah rumah ini, maka lama kelamaan akan menjadi bukit,”
harapnya.
Lepas dari itu, Kamil mengungkap banya
persoalan yang menimpa daerah ini. Salah satuny, yakni gundulnya hutan yang
berakibatkan kepadanya terjai banjir bandang yang menimpa Kota maupun Kabupaten
Bima. Ketika masih kecil (tinggal di Kampung Sigi), sunga Padolo merupakan satu
lokasi yang paling digemari untuk permandian warga. Namun, kini sudah sangat
kotor dan bahkan kondisinya sudah sangat miris.
“Kini kita bukan justeru maju, tetapi malah
sebaliknya. Untuk Pak Feri Sofiyan SH yang sedang berada dihadapan kita semua, kami
tak banyak berharap. Maksudnya, ketika dia berhasil menjadi Wakil Walikota Bima
berpasangan dengan Lutfi dapat menjalankan amanah daerah dan rakyat Kota Bima
dengan baik. Sehingga kemajuan di berbagai sisi, dapat dirasakan oleh
masyarakat dan daerah ini,” imbuhnya.
Inilah wajah terkini rumah janda bermata buta bernama Aminah setelah dibedah |
Selain itu, sejumlah Tokoh Masyarakat di Waki,
juga menyampaikan apresiasi luar biasa dan terimakasih teramat dalam kepada
Kamil, Taswin dengan seluruh alumni dunia pendididikkan dimaksud. Pasalnya,
Kamil, Taswin dan seluruh alumni dunia pendidikan tersebut telah membuktikan
kemuliaan hatinya dalam membedah rumah milik warga yang semula berkondisi
memprihatinkan menjadi sangat layak untuk dihuni.
Foto ceriah bersama para alu,mo SMPP/SMAN 2 Kota Bima usai syukuran bedah rumah |
Irjend Pol Drs. H. A, Kamil, SH, MH (paling kanan), Feri Sofiyan SH (tengah) dan Tokoh Agama (paling kiri) |
Tulis Komentar Anda