Kalaki Beach Jadi Ajang Reuni Angkatan "Tersolid" STISIP Mbojo
Reuni angkatan 11 STISIP MBojo-Bima di Pantai kalaki-Kabupaten Bima |
Visioner Berita Bima-Pantai Kalaki (Kalaki Beach) yang berlokasi di
wilayah Desa Oanda, Kecamataan Palibelo-Kabupaten Bima, diakui sebagai salah
satu destinasi (daerah tujuan) Wisata. Keindahan dan pesonanya, terlihat kian
menarik karena lokasinya yang berada di kawasan teluk Bima yang juga didukung
oleh sebuah teluk yang berada di tengahnya-sebut saja Pulau Kambing. Oleh
karenanya, maka tak herak jika destinasi wisata ini kerap dikunjungi oleh
wisata lokal Bima pada setiap minggunya.
Hanya saja, sebuah lokasi yang
dijadikan sebagai salah satu andalan bagi Kabupaten Bima ini, diharapkan harus
ditatakelola dengan baik dengan tujuan peningkatan kunjungan kedepannya. Yakni,
terutama dari sisi kebersihannya. Sebab, tumpukan sampah masih saja terlihat di
sepanjang bibir pantai Kalaki, kendaqti acapkali dibersihkan oleh berbagai
pihak termasuk Pemerintah. Singkatnya, pesona dan keindahan Pantai Kalaki
selalu dijadikan sebagai ajang tamasya bagi berbagai pihak termasuk kalangan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bima.
Misalnya, setelah lebih dari 18
tahun berpisah, alumni Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP)
Mbojo-Bima, khususnya angkatan ke-11 (1999) melakukan reuni di Kalaki Beach
(Pantai Kalaki), Kabupaten Bima. Sejumlah alumni angkatan "tersolid"
dan "terkompak" sepanjang sejarah STISIP Mbojo hadir dalam pertemuan
yang berlangsung Minggu (24/12/2017) tersebut. Datang juga beberapa petinggi
dan dosen perguruan tinggi "politik dan pemerintahan" satu-satunya di
Kota/Kabupaten Bima dan Dompu itu.
Di antaranya, tampak Ketua STISIP
Mbojo era 1990-an Drs. Gufran, M.Si, Ketua STISIP Mbojo (yang baru) Drs.
Mukhlis Ishaka, M.AP, serta salah satu dosen Tauhid, SE, M.AP. Sayangnya, salah
satu dosen idola mahasiswa/mahasiswi kala itu Drs. Arif Sukirman, MH, tidak
tampak di tengah-tengah pertemuan. Informasinya, pria yang akrab dengan
panggilan dae Moa itu sedang sakit. Sedangkan kalangan alumni, mereka datang
dari berbagai penjuru dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mulai dari Kota dan Kabupaten
Bima, Kabupaten Dompu, hingga Sumbawa dan Kota Mataram. Mereka adalah Dedy
Damhudji dan Husnin (wakil Sumbawa), serta Sarwon Al Khan (wakil Dompu dan
Mataram). Sementara dari Kota dan Kabupaten Bima, ada Mustika Rahmi, Ikbar,
Syarif, Nasrullah, Syafran, Ida Royani, Hikmah Ekasari, Nurhasanah, Ida Rafnida
(Lies) dan Muslimin. Jumlah alumni angkatan 11 yang hadir masih terbatas dan
belum mencapai kata ideal. Hal tersebut disebabkan benerapa hal. Salah satunya,
mepetnya waktu pelaksanaan dari rencana kegiatan.
Sehingga alumni yang berada di
luar daerah (jauh) dan dalam daerah namun sibuk, tidak bisa hadir. Selain itu,
sebagian alumni tidak berhasil diajak berkomunikasi karena belum diperoleh
nomor kontak personnya. Praktis mereka sama sekali tidak mengetahui adanya
kegiatan reuni tersebut. Bukan itu saja. Ada pula yang tidak dapat hadir karena
sakit. Seperti salah satu inisiator reuni, Rusmiati (Ros) yang kini berdomisili
di Jawa Timur, batal menghadiri reuni lantaran penyakit yang dideritanya sekian
tahun terakhir kambuh.
Inilah Pesona Pantai Kalaki-Kabupaten Bima |
Meski reuni yang berlangsung dari
pagi hingga menjelang sore hari itu tidak dihadiri alumni seutuhnya, namun
tidak mengurangi nilai silaturahmi antaralumni tersebut. Kesempatan itu
benar-benar dimanfaatkan untuk melepas kangen, berbagi cerita, suka, duka dan
pengalaman masing-masing. Bersenda gurau serta mereview kisah dan kenangan
semasa-masa mahasiswa dulu. Pola dan tingkah pun seolah-olah sedang masih
menjadi mahasiswa/mahasiswi.
Beberapa ungkapan kala itu
diingat dan dilontarkan kembali. Tentu saja, hal itu mampu menghebohkan suasa
dengan beberapa kali ledakan tertawa lepas. "Apa sih cewek zaman sekarang?
Diam-diam diri re hati lapangan," celetuk Syafran. "Ayo ingat, siapa
yang punya istilah dan sering ucapkan itu," sambung pria yang akrab disapa
Fran, mengundang tawa terbahak-bahak. Disamping itu, silih berganti mencuat
ungkapan-ungkapan yang membuat perut dikocok tawa.
Belum lagi ulahnya yang
ke-ABG-ABG-an. Main lompat di pinggir pantai sembari minta dipotret, pun
selvi-selvian ala muda-mudi masa kini, hingga nyeletuk 'tak karuan'. Namun
begitu, apa yang dilakukan alumni STISIP Mbojo angkatan 11 itu, mendapat
apresiasi Ketua STISIP era '90-an, Drs. Gufran, M.Si dan Ketua baru Mukhlis
Ishaka, M.AP.
Keduanya juga sama-sama mengakui bahwa alumni angkatan
11 adalah angkatan paling kompak dan solid. Hingga sekarang, STISIP Mbojo sudah
menamatkan mahasiswa dengan 37 angkatan. Februari 2018 akan mewisuda angkatan
ke-38. "Memang angkatan 11 paling kompak," kata Mukhlis Ishaka alias
Dae Leo. Pengakuan yang sama juga disampaikan Gufran. Pria yang akrab disapa
Pak Gefon itu berharap, hubungan dan komunikasi seperti ini, jangan sampai
terputus. "Harus tetap dijaga, dipelihara dan ditingkatkan. Ini menarik
sebagai contoh bagi angkatan yang lainnya," imbuh mantan ketua KPU kota
Bima itu. (Rizal/Must/Buyung/Wildan)
Tulis Komentar Anda