Satgas Quik Wins Baintelkam Polri Bersilaturrahmi dengan Warga Penatoi
Foto bersama Tim Satgas Quik Wins Baintel Polri di Penatoi-Kota Bima |
Visioner Berita
Kota Bima-Program Nasional (Prognas) yang digagas oleh
Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yang dilaksanakan oleh berbagai instansi
termasuk Kemenag RI dan Mabes Polri melalui Tim Satgas Quik Wins Baintel Polri terkait
sikap sekaligus upaya nyata mengantisipasi gerakan radikalisasi-deradikalisasi
dengan menampilkan tema “Jihad Dalam Konteks Keindonesiaan”, masih terus berlangsung di seluruh wilayah di
Nusantara.
Setelah melakukan
kegiatan penting dalam upaya menyambut Prognas tersebut di beberapa wilayah di
Kabupaten Bima, Beberapa waktu lalu (25/11/2017) sekitar pukul 16.30 wita, Tim
Satgas Quik Wins Baintelkam Polri deibawah kendali AKBP Ali Murni melaksanakan
kegiatan silaturrahmi di Kelurahan Penatoi-Kota Bima. Pada pertemuan penting
yang dilangsungkan di aula kantor Kelurahan Penatoi tersebut, terlihat melibatkan
berbagai elemen setempat.
Moment tersebut,
lebih kepada membahas soal kurang aktifnya dari pemuda khususnya, dan
masyarakat pada umumnya dalam menciptakan suasana kondusif di wilayah setempat.
Tak hanya itu, kurang aktifnya berbagai kalangan tersebut, juga pada masalah
merubah paradigma masyarakat secara luas bahwa Kelurahan Penatoi sama dengan Kelurahan
yang lainnya di Kota Bima.
Pada pertemuan
penting itu, hadir 26 orang dari
perwakilan Pemuda yang didelegasikan oleh masing-masing RT. Yakni mulai dari RT
01-Rt12. Pada pertemuan tersebut pula, hadir sejumlah pihak penting. Yakni H.
Abdul Malik SE (Lurah Penatoi), Burhanudin (Ketua LPM Penatoi), Kausar (Ketua
Karang Taruna Penatoi), Nurul Muslimin (Ketua Forum Pemuda Penatoi sekaligus
Sekretaris Karang Taruna setempat), Bripka Herasamdi (Babinkamtibmas Penatoi),
Serka ismail (Babinsa Penatoi), masing-masing 10 personuil utusan dari
masing-masing RT di seluruh wilayah Kelurahan Penatoi, dan Tim Satgas Quik Wins
Mabes Polri.
Pada kesempatan
itu, Ketua Karang Taruna Penatoi yakni Kausar, menyatakan terimakasih kepada
pihak Polri, TNI serta Pemuda Penatoi yang menghadiri kegiatan Pertemuan pada
Sore hari ini. Dia menjelaskan, Karang Taruna Penatoi terbentuk tahun 2015.
Sementara Forum Pemuda penatoi, terbentuk pada tahun 2016. “Rencana Karang
Taruna Penatoi, yakni akan membuka lahan usaha bagi pemuda Penatoi yang ingin
bergabung dalam kewirausahaan. Seperti
keterampilan menjahid, bengkel las. Namun, kami masih mengusahakan bersama
untuk mencari dana untuk memulai usaha-usaha dimaksud,” terang Kausar.
Sementara itu, Ketua
LPM Penatoi yakni Burhan menyampaikan sejumlah persoalan penting yang diperlu
dijawab secara kongkriet. Pertama, berharap kepada Pemuda Penatoi untuk
kedepannya, dengan adanya kegiatan Karang Taruna agar dalam pelaksanaan Wira
Usaha harus di dukung dengan kemauan, dengan harapann 2018 ada bantuan kegiatan
usaha untuk Pemuda Penatoi agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum
seperti Narkoba, Radikalisme seperti kejadian-kejadian yang menimpa sejumlah
orang yang diduga terlibat dalam kasus
Radikalisme. “Bantuan untuk kewirausahaan bagi Pemuda Penatoi tersebut, diharapkan
bisa diwujudkan oleh Pemerintah. Sementara
masalah radikalisme, kedepannya harus dihindari,” tegas Burhan.
Masih soal Foto bersama usai kegiatan Tim Satgas Quik Wins Baintel Polri di Penatoi-Kota Bima |
Rangga
mengaku, dalam dua bulan terkhir kondisi di Kelurahan Penatoi, SDAnya
memungkinkan untuk melakukan budidaya lebah Trigona. Untuk membeli ratu lebah
jelas Rangga, harganya sangat murah. “Itu murah sekali, harganya kalau kita
beli Ratu Lebahnya bisa dibudiyaya dengan menggunakan Kotak atau Bambu. Satu
buah Bambu bisa menghasilkan propolis kurang lebih 2 botol minyak kaya putih
kecil, itu belum termasuk madunya. Sementara madunya, di Lombok bisa di jual Rp300
ribu per botolnya,” terang Rangga.
Masih menurut
Ranggtaq, mungkin satu-satunya di wilayah NTB dan NTT, yang punya lahan Kopi 4
jenis, 4 tempat cita rasa Kopi yang berbeda hanya Bima. Seperti kopi Tambora, kopi
Kawae (Wawo), kopi Parado dan kopi Twi Pajo (di Kecamatan Donggo). “Usaha itu juga
bisa kita kembangkan. Sementara untuk kemasannya, kita bisa memesan dengan pihak terkait dengan
harga Rp1000 untuk 1500 lembar. Selanjutnya, setahun kemudian kita sudah punya
rumah kemasan di Kota Bima,” harap Rangga.
Sementara
itu, anggota Tim Satgas Quik Win Mabes Polri Ipda Farhan Arif Sumawiharja S. Tr.K, pada moment tersebut
menyampaikan materi tentang penanganan dan pencegahan adikalisasi. “Kalo kita
melihat Indonesia, ada beberapa wilayah yang masih dinyatan 3 Zona. Yakni
Daerah Merah dengan pengertian dimana adanya Tokoh utama bahkan adanya beberapa
pelaku yang menjadi tersangka dari terorisme di indonesia. Daerah kuning, itu bermakna
dimana banyaknya simpatisan, namun didaerah tersebut tidak ada Tokoh utama,
sehingga kita melakukan program Deradikalisasi. Sedangkan Daerah Hijau, itu merupakan daerah yang bersih, namun harus
tetap ada penanganan dalam bentuk pencegahan. Oleh karena itu, itu kita melakukan
program Kontra Radikalisme,” terangnya.
Masih pada moment
dimaksud, acara juga diisi dengan tanya-jawab. Erik misalnya, menanyakan kepada
Rangga Babuju soal branding soal kemasan usaha termasuk soal pemasarannya.
Sementara pertanyaan salah seorang warga yakni Fitri, lebih kepada bagaimana
tips untuk melakukan usaha walaupun hasilnya tidak memuaskan. Sedang Indah,
menanyakan tentang bagai mana cara untuk merubah pola pikir yang sudah
terkontaminasi oleh masalah radikalisme. Pertanyaan-pertanyaan tersebut,
diarahkan kepada Ipda Farhan Arif Sumawiharha S.Tr.K
Menjawab pertanyaan
Indah itu, Farhan Arif menyatakan, intinya mereka itu hujahnya benar. Dan apa
yang mereka pelajari itu benar. Dan yang mereka pelajari itu hadis, namun yang
salah dari mereka itu adalah Waki'. Itu diakui farhan Arif, adalah realita dan
tidak bisa membawa hujahnya mereka kedalam realita. Contohnya buku-buku, akan
tetapi ada caranya untuk menghadapi mereka.
“Yakni, kita
mengkonsistenkan kegiatan yang sudah kita lakukan. Contohnya, selama ini kita
melakukan donor darah, bakti Sosial kegiatanya hanya sekali saja dan tidak akan
mempengaruhi kelompok mereka. Sedangkan mereka, mempelajari ideologi mereka
dalam 5 kali sehari setiap waktu kosong. Kajian bentuk rilnyam, maka kalau
ingin melawan mereka yakni dengan cara kita harus memenuhi dulu Masjid dengan pemuda-pemuda
yang lain untuk melakukan sholat. Kalau sudah masuk ke Masjid, mereka tidak
bisa melarang orang yang melakukan sholat. Karena, disitu adalah tempat ibadah-bagaianapun
kondisinya,’ tegas Farhan Arif.
Sementara pertanyaan
soal kewirausahaan tersebut, pun dijawab oleh Rangga Babuju. Soal branding dan
pasar, berbagai pihak ditegaskan agar tidak usah memikirkan masalah branding. “Jika
teman-teman mampu memikat banyak orang, itu justeru yang diharapkan. Namun yang
membuat kita di Bima bukan saja di Penatoi, yakni tidak bisa membagi hasil dan itu
yang menjadi kendala kita sekarang,” tandas Rangga.
Rangga
kemudian menyatakan, jangan terlalu
berharap dulu yang tinggi dengan memulai usaha untuk bisa mendapat hasil yang maksimal
dan baik. Sedangkan nasib, itu ada di tangan setiap orang. “Banyak teman-teman kita di Bima yang sukses
dan kalau dilihat itu sederhana sekali. Jika punya keterampilan dan belajar
bersama, insya allah usaha pasti bisa sukses,” tutur Rangga.
Liputan langsung media ini melaporkan, kegiatan tersebut ditutup dengan
doa oleh Ipda Farhan Arif Sumawiharja S.Tr.K. Dan kegiatan ini, terlihat
berlangsung aman dan lancar. Usai kegiatan tersebut, juga dilaksanakan kegiatan
foto bersama antara berbagai elemen masyarakat setempat dengan Tim Satgas Quik
Wins Baintel Polri. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda