Pembuktian Sebagai Orang Bima, Lautan Manusia Padati Arena Atasnama Agama
Lautan Manusia di arena final MTQ tingkat NTB 2017 yang diselenggarakan di Kabupaten Bima (31/10/2017) |
Visioner
Berita Bima-Demi
Agama, mereka rela tinggal seabrek kegiatan di rumah. Lautan manusia memadati
sebuah lapangan yang begitu luas di depan gedung Kantor persiapan Bupati Bima
yang terletak di dusun Godo, Desa Dadibou, Kecamatan Woha-Kabupaten Bima. Selasa
malam (31/10/2017), sesak dan hampir tak memiliki ruang bernafas, karena areal
luas itu dipenuhi oleh sekitar ratusan ribu manusia mulai dari anak-anak hingga
orang tua yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Bima. Dan bahkan ada yang
datang dari Kota Bima.
Lautan manusia itu, hadir bukan dalam pesta pora versi
duniawi. Tetapi, menjadi saksi lantunan ayat suci pada event MTQ Tingkat
Provinsi NTB yang dipusatkan di depan Kantor Persiapan Bupati Bima itu. Jumlah
manusia yang sangat banyak itu, tampaknya tak bisa dihitung dengan jari. Bahkan
keramaian tersebut, bisa jadi yang tertinggi dalam sejarah MTQ di NTB.
Dari jarak sekitar paluhan meter di depan panggung utama,
sisi barat, sisi timur, sisi utara dan sisi selatan halaman yang didukung oleh
indahnya warna lampu-terlihat jelas sekitar ratusan ribu kepala manusia yang
dengan khimadnya mendengar lantunan Ayat Suci Al-Qur’an di malam final MTQ ke
XXVIII tingkat NTB, Selasa malam (31/10/2017)
Perempuan Bima, pada moment tersebut rata-rata tampil
menggunakan pakaian muslimah (Jilbab). Sedang pria Bima, di moment itu terlihat
hadir dengan menggunakan peci. Liputan langsung sejumlah awak media melaporkan,
lentingan suara merdu para Qori-Qori’ah membacakan ayat-ayat Suci Al-Qur’an
yang masuk ke semi final, terlhat kian membius sekitar ratusan ribu manusia
yang datang bukan sekedar menonton-tetapi juga bersaksi.
Masih dalam liputan sejumah awak media, berjubelnya
manusia yang datang menyaksikan adu kehebatan peserta final MTQ pada tersebut
menuju moment grand final pada Rabu malam (1/11/2017). Kendati keramaian yang
luar biasa itu terjadi, sama sekali tak ada gangguan keamanan. Kecuali, sekitar
ratusan ribu manusia itu, terlihat dengan hikmadnya mendengarkan lantunan
ayat-ayat Suci dan bahkan saling menyapa dengan penuh ramah.
Aparat keamanan yang melibatkan Polri (Polres Bima
Kabupaten), TNI dan Sat Pol PP Kabupaten Bima yang juga datang dari Kecamatan
Woha, terlihat sangat sibuk memantau, mengontrol, mengawasi dan mengamankan
situasi. Keramaian tersebut, dimulai sejak Selasa sore (31/10/2017) sekitar
pukul 19.00 Wita hingga Rabu (1/10/2017) sekitar pukul 2.20 Wita. Dan selama
itu pula, jalan negara jurusan Bima-Sumbawa mengalami kecametan terarah hingga
aparat Sat Lantas Polres Bima Kabupaten harus bekerja keras mengatur arus lalu
lintas. Dan arus lalu lintas, kembali normal pada Rabu (1/11/2017).
Kemacetan luar biasa, itu terjadi mulai dari cabang
Talabiu hingga ke pusat pelaksanaan kegiatan MTQ. Bupati Bima Hj. Indah
Dhamayanti Putri yang star menuju kegiatan final MTQ tingkat Provinsi NTB
sekitar pukul 19.15, harus rela terjebak kemacetan dan baru tiba di arena itu
sekitar ukul 22.10 Wita.
Sisi lain dari keramaian dalam liputan langsung sejumlah
awak media, juga melaporkan dampak ekonominya. Ratusan pedagang makanan seperti
nasi, makanan siap saji, makanan ringan hingga minuman segar serta dagangan
lainnya, rata-rata berhasil mendapatkan keuntungan dari keramaian yang luar
biasa ini. Hal tersebut, menjadi salah satu tolok ukur bagi peningkatan roda
ekonomi khususnya bagi para pedagang sebagai dampak positif bagi pelaksanaan
kegiatan keagamaan ini (MTQ tingkat Provinsi NTB 2017).
Pelaksanaan kegiatan MTQ ke XXVIII tingkat NTB tahun 2017
yang dipusatkan di Kabupaten Bima ini, mulai dilangsungkan sejak Kamis malam
(26/10/2017) dan berakhir pada Rabu malam (1/11/2017). Sejak kegiatan ini
dimulai hingga Selasa malam (31/10/2017), moment tersebut tak pernah sepi dari
pengunjung yang datang dari berbaga wilayah di Kabupaten, dan bahkan Kota Bima.
Selama itu pula, dampak ekonomi yang dirasakan oleh para pedagang, diakui
adanya.
Pada moment moment penutupan kegiatan MTQ tingkat NTB
tahun 2017 itu yakni Rabu malam (1/11/2017), diperkirakan tingkat keramaian
jauh lebih tinggi dari dari kegiatan final (Selasa malam). Muhammad Maulana
(salah seorang pengunjung) yang dimintai komentarnya menyatakan, tingkat
keramaian yang sangat tinggi tersebut, merupakan yang pertama kali terjadi di
NTB. Dan, bahkan masuk dalam nominasi paling ramai di Nusantara.
“Selama kegiatan berlangsung hingga malam final, tak
pernah sepi dari pengunjung yang datang dari berbagai wilayah. Atas hal itu,
semua bilang Subahanallah, Subahanallah dan Subahanallah. Khususnya di Bima,
ini pertama kali terjadi dan bertepatan dengan dua tahun Pemerintahan
Bupati-Wakil Bupati Bima (Hj. Indah Dhamayanti Putri-Drs. H. Dachlan M. Noer.
Oleh karenanya, kita sebagai orang Bima harus bangga atas lahirnya hal-hal
spektakuler ini,” tegas Maulana.
Keramaian yang luar biasa tersebut, dimaknainya sebagai
pembuktian bahwa orang Bima masih sangat kental dengan kekuatan nilai-nilai
keagamaannya. Dan hal itu katanya, orang Bima lebih mengedepankan kegiataan
keagamaan ini ketimbang berbicara tentang adanya kasus radikalisme yang terjadi
di Kecamatan Ambalawi (2 meninggal dan dua ditangkap dalam keadaan hidup oleh
Densus 88) yang sifatnya lebih kepada kasuistic.
Keramaian pada sisi lainnya |
Media massa
didesaknya untuk tidak menggiring pemberitaan terkait peristiwa kasuitic
menjadi terorisme. Yang terlibat dalam kasus penembakan terhadap dua anggota
Polri itu ujarnya, hanya secuil manusia.
“Mas, klaster Narkoba, klaster perampok, klaster pembajak
dan klaster Curanmor-itu juga menggunakan senjata baik senjata api maupun
rakitan. Tetapi, selama ini mereka dicap sebagai penjahat pidana, bukan
penjahat teroris. Menurut ‘mereka’, dugaan adanya paham radikal di Bima, memang
ada. Kalaupun ada, itu jumlah hanya secuil. Karenanya, hal itu tidak boleh
digeneralisir atau menempatkan Bima sebagai sarang radikalisme dan terosrisme.
Mari fokus pada kegiataan MTQ ini, terus mempererat hubungan-toleransi antar
sesama sebagai warga negara sebagaimana marwahnya orang Bima, sekaligus
membuktikan bahwa daerah ini bukanlah sarang teroris,” harapnya.
Secara terpisa, Kabag Humas Setda Kabupaten Bima melalui
Kasubag Pemberitaan dan Infomasi Ruslan S.Sos yang dimintai komentarnya,
membenarkan tingkat keramaian yang sangat tinggi itu. “Sejak MTQ dibuka hingga
malam final, tak pernah sepi dari pengunjung yang datang dari berbagai wilayah.
Ini yang harus kita syukuri sekaligus sebagai kebanggaan kita sebagai orang
Bima,” jelas Ruslan, Rabu (1/11/2017).
Kegiatan MTQ yang melibatkan tujuh cabang itu, diakuinya
akan berakhir pada moment penutupan, penentuan juara dan penyerahan hadiah
kepada para juara pada Rabu malam (1/112017). Wakil Gubernur (Wagub) NTB HM. Amin SH, MH juga diakuinya
telah hadir lebih awal sebelum kegiatan penutupan itu berlangsung. “Gubernur
NTB tidak hadir pada acara pembukaan kegiatan MTQ maupun pada acara penutupan.Kecuali,
MTQ dibukan dan akan ditutup oleh Wagub NTB. Penyelenggaran kegiatan MTQ ini ini, adalah
pihak Pemprov NTB. Tetapi, dipusatkan di Kabupaten Bima,” tandasnya.
Pada malam penutupan MTQ ini jelasnya, juga akan
dilaksanakan kegiatan eksebisi antar para juara dari tuju cabang event yang
dipertandingkan. Diakuinya pula, para kafila dari berbagai daerah di NTB,
selama kegiatan berlangsung ditempatkan di pemondokannya masing-masing, salah satunya
di rumah-rumah penduduk.
“Dalan selama itu pula, selain dari pihak katering,
Bupati Bima Hj. Indah Dhamayatnti Putri juga secara pribadi mengantarkan
makanan, minuman dan kebutuhan lainnya bagi para Kafilah yang ada di
pemondokannya masing-masing. Ya, Bupati Bima yang memberikannya secara langsung
kepada para Kafilah dimaksud,” pungkasnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda