Bima Kaya Seni Budaya, Tak Boleh Luntur Termakan Zaman
Inilah Rimpu, salah satu potensi budaya leluhur Bima |
Visioner
Berita Bima-Komunitas
Lingkar Seni Budaya (LSB), hanya berisikan puluhan orang. Tetapi, didalamnya
terdapat anak-anak muda potensial. Mereka terus bergerak, mempertahankan
nilai-nilai seni budaya Bima yang dikenal kaya sekaligus sebagai identitas
daerah. Tujuannya, agar kekayaan seni dan budaya Bima tak luntur dimakan zaman.
Rimpu alias hijab tradisional warisan leluhur Bima,
merupakan salah satunya yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat Bima,
khususnya organ yang satu ini (LSB). Guna mewujudkan niat luhurnya ini, dalam
waktu dekat LSB akan menggelar Festival Seni dan Budaya Pelajar (FSBP). Kegiatan spektakuler ini, akan dalar rangka
menyambut hari Sumpah Pemuda tertanggal 28 Oktober 2017.
“Ya, kami akan menggelar kegiatan tersebut. Tujuannya,
mempertahankan kekayaan seni dan budaya Bima agar tak luntur termakan zaman,”
demikian tegas salah seorang penyelenggara kegiatan yakni De Tary, Rabu
(18/10/2017).
Kegiatan dimaksud, akan dimulai pada tanggal 20-23
Oktober 2018 yang diikuti oleh kalangan dunia pendidikan di lima Kecamatan di
Kabupaten Bima. Yakni Bolo, Woha, Madapangga, Soromandi
dan Donggo. “Kegiatan ini, sudah sangat lama tak dilaksanakan. Oleh
karenanya, anak-anak muda khususnya kalangan pelajar, harus digerakan untuk
mengangkat sekaligus mempertahankan kekayaan-khasanah budaya Bima ini,” papar
Remaja lajang yang aktif pada Organ Sampela Mbojo ini.
Diakui oleh Tary, Festival ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di Desa Kecamatan Bolo-Kabupaten Bima. Dan kegiatan
tersebut, diakuinya pernah dilakukan sebelumnya. Hanya saja, tercatat hampir sepuluh tahun tidak pernah diadakan
lagi.
“Ini
menjadi ajang bagi para
pelajar untuk unjuk kemampuan
bakat dan minat sebagai upaya melestarikan seni dan budaya Mbojo (Bima). FSBP 2017 ini, akan dibuka dengan pawai rimpu dan katente tembe yang diikuti oleh pelajar dan umum,’ tutur mantan Wartawati pada
salah satu media lokal Bima ini.
Tary kemudian menjelaskan rute yang akan dilalui oleh
kegiatan ini. Yakni, pawai
tersebut mengambil titik
start dari lapangan fajar Tambe dan finish di Parugana’e Sila sebagai tempat berlangsungx FSBP 2017. Papar Tary, animo masyarakat cukup antusias mengikuti
pawai budaya ini.
Sebab, hal ini belum pernah
diadakan pawai rimpu apalagi dipusatkan di Kecamatan
Bolo.
“Harapannya, semoga pawai budaya yangg digeelar oleh LSB Mbojo dan
pemuda khususnya di Sila ini
menjadi masukan sekaligus tamparan untuk Pemerintah setempat untuk terus menggelorakan semangat
berbudaya dengan terus melakukan gerakan secara masive demi melestarikan budaya Mbojo
agar sehingga tak luntur termakan zaman,” imbuhnya.
Kegiatan FSBP ini, terselenggara atas kerjasama LSB Mbojo dengan Komunitas-Komunitas kepemudaan yang ada di Sila. Hingga berita ini ditulis, persiapan panggung diakuinya sudah mulai rampung. “Loading Alat dan perlengkapan lainnya akan diselesaikan pada H-1 kegiatan. Sedangkan konfirmasi kehadiran tamu dan undangan, Bupati Bima melalui Kabag humas dan Protokol Kabupaten Bima, sudah mengagendakan Bupati untuk membuka acara pada Jumat malam (20/10/2017), tandas Tary. (Rizal/Must/Buyung/Wildan/Ika/Fahmi)
Budaya rimpu harus dilestarikan...!!!
BalasHapusSaya sebagai guru seni budaya sangat mengapresiasi budaya ini.