Kendati “Dipertentangkan”, Sudah Dua Kali Masjid Terapung Digunakan Untuk Kegiatan Islami
Inilah Masjid Terapung Amahami-Kota Bima |
Visioner Berita Kota Bima-Pembangunan Masjid Terapung yang
berlokasi di Pantai Amahami Kota Bima-NTB, sejak awal hingga kini tak pernah
sepi dari “ocehan” sejumlah pihak. Yakni, mulai dari penyusunan anggaran oleh
Dewan Kota, proses pembangunan yang menggunakan jasa astitektur Universitas
Petra Suraba-Jawa Timur (Jatim) hingga saat ini.
Kendati ada yang menghadang
anggaran bagi pembangunan Masjid yang memadukan antara nuansa Islam dengan
Budaya (Nggusu Waru/persegi delapan) dan tercatat sebagai Masjid Terapung
perdana di NTB ini, namun pada akhirnya Dewan menyetujui anggapan
pembangunannya senilai Belasan Miliar Rupiah.
Atas persetujuan Dewan dalam APBD
II Kota Bima tahun 2017, pembangunan Masjid Terapung ini terus berjalan hingga diselesaikan
pada Desember 2017. Kendati demikian, “pertentangan” soal bentuk pembangunannya
yang dianggap “jauh dari kesan Masjid”, masih saja terlihat terutama melalui
Media Sosial (Medsos). Singkatnya, “ocehan” sejumlah orang tentang Masjid ini,
masih terus bergulir hingga detik ini.
Tetapi, Walikota Bima HM. Qurais
H. Abidin tampaknya “terkesan tak menghiraukan ocehan tersebut”. Buktinya, dalam
bulan januari 2017 tercatat sudah dua mata kegiatan Islami yang dilaksanakan di
Masjid Terapung ini. Kegiatan Islami dan tergolong “dahsyat”, masjid Terpaung
digunakan sebagai ajang akad nikahnya Putra Walikota Bima yakni Muhammad Riyan
Kusmumah dengan Anita (pegawai Bank NTB).
Kegiatan Islami kedua, Jum’at
(19/1/2017), masjid ini digunakan untuk Sholat Jum’at yang melibatkan banyak
orang. Suasana Sholat Jum’at perdana di masjid ini, pun terlihat ramai seperti
Masjid-Masjid lainnya, khususnya di Kota Bima.
Walikota Bima melalui Plt Kabag
Humas setempat, Syahrial Nuryadi, SIP, MM menjelaskan, Masjid Terapung Ama Hami
Kota Bima telah resmi difungsikan untuk kegiatan ibadah sejak Kamis (18/1/2017).
“Jum’at (19/1/2018), rumah ibadah tersebut digunakan untuk melaksanakan shalat
Jum’at untuk yang pertama kalinya,” jelas Syagrial Nuryadin.
Jelas Riyal, hadir Walikota Bima HM.
Qurais H. Abidin, Wakil Walikota H. A. Rahman H. Abidin, SE, unsur Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Bima, Plt. Sekda, Dr. Syamsudin bersama
jajaran, Ketua MUI Kota Bima, Kepala Kantor Kemenag Kota Bima serta para tokoh
agama dan tokoh masyarakat-juga hadir pada moment Sholat Jum’at bersama ini. “Ust.
H. Ramli Ahmad, serta sebagai khotib, Ust. H. Adnin, SQ, MQ pada kegiatan
Sholat Jum’at perdana di Masjid Terapun ini,” tandas Riyal.
Riyal kemudian menjelaskan, pada
moment itu Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam pembangunan Masjid
Terapung Ama Hami. “Pak Walikota berharap, para Pengurus Masjid yang telah
ditetapkan, dapat menjalankan tugasnya untuk merawat dan menjaga Masjid sehingga
bisa dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Tak hanya itu kata Riyal,
Walikota Bima pun menekankan bahwa kebersihan dan keindahan Masjid menjadi
tanggung jawab bersama, bukan hanya para pengurus Masjid namun juga para
pengunjung maupun umat yang memanfaatkan sarana ibadah ini. “Hal lain yang
tidak kalah penting adalah menjaga keamanan dan ketertiban, termasuk tertib
lalu lintas dan parkir pada kawasan Masjid,” imbuhnya.
Catatan penting sejumlah awak
media melaporkan, sejak Masjid ini berdiri dan bahkan hingga detik ini, sangat
ramai dikunjungi oleh warga Kota Bima. Lokasi itu, kerap didatangi oleh
berbagai kalangan baik untuk kegiatan ibadah maupun untuk berfoto-foto. Keramaian
kunjungan di lokasi Masjid Terapung ini, masih berlangsung sampai sekarang.
Soal foto-foto, lebih banyak dilakukan oleh pengunjung pada Menara bagian depan
Masjid
Seiring dengan keramaian
tersebut, terbesit harapan banyak orang agar pihak-pihak yang berselfie atau
berfoto-foto di Masjid ini harus dipilah-pilah. Misalnya, soal adab saat
memasuki Masjid dan khusus bagi wanita yang sedang datang bulan, diharapkan
oleh banyak pihak agar tidak memasuki tempat Ibadah ini. Masih soal harapan
terkait adab memasuki Masjid ini, wanita-wanita yang tidak berjilbab juga agar
tidak masuk ke dalam Masjid terutama pada menara bagian depannya.
Sebab, banyak sekali ditemukan adanya kaum perempuan
yang berfoto-foto ke Menara bagian depan Masjid yang tidak menggunakan Jilbab.
Dan, juga kerap kali ditemukan adanya foto-foto anak muda yang
berpasang-pasangan alias bukan Muhrimnya. Dan hal itu, sampai dengan hari ini
masih saja terlihat. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda